Friday, October 14, 2011

Bab 7 Reuni Antara Ismael dan Ishak

Pewahyuan tentang Bapa
Bapa surgawi kita yang penuh kasih mendengar suara Ismael ketika dia ditinggalkan di bawah semak-semak di padang gurun. Allah membuka mata ibunya, Hagar, sehingga dia dapat melihat sebuah sumur yang berisi air untuk minum dan meneruskan hidupnya. Sekarang kita hidup dalam suatu masa ketika sekali lagi Ismael menjerit kepada Allah. Allah akan mendengar tangisannya dan membuka matanya dan menunjukkan padanya sumur kehidupan yang kekal, yaitu Yesus Kristus sendiri.

Gereja harus berdoa agar Allah memunculkan suatu jeritan yang begitu dalam di hati umat Kaum Kedar sehingga itu menyentuh hati Yang Maha Tinggi. Kita, sebagai Gereja Allah, harus bersyafaat bagi Ismael seperti seorang ibu yang bersyafaat bagi anaknya yang sekarat. Karena Allah memakai Gereja untuk melahirkan rencana-rencana Roh ke alam jasmani melalui doa.

Hari-hari ini, ketika Allah mendengar jeritan Ismael, Dia akan menggunakan Gereja untuk memberinya air dari sumur kehidupan yang kekal. Untuk menyelamatkan hidup Ismael dari kematian di padang belantara itu dibutuhkan air. Hari-hari ini, untuk menyelamatkan dia dari maut dan membawanya pada kehidupan yang kekal, diperlukan air kehidupan. Allah akan memakai pembicaraan tentang Ismael untuk membangkitkan Gereja, seperti Allah memakai pembicaraan tentang Saulus untuk membangkitkan Gereja mula-mula di tengah aniaya.

Anak Domba sudah disembelih sebelum dasar dunia dijadikan, tetapi dimanifestasikan di bumi dalam kegenapan waktu-Nya Allah akan memakai Ismael untuk membangkitkan gelora cinta Gereja bagi Yesus—apa yang telah ditinggalkan Gereja, akan diambil oleh Ismael. Allah akan memakai Ismael untuk membangkitkan kecemburuan Israel untuk Mesias. Sejauh ini, Anda telah membaca
tentang apa yang akan terjadi, mengapa itu penting bagi hari-hari
yang kita jalani sekarang ini, dan siapa saja yang akan merasakan
pengaruhnya. Sekarang saya akan menyampaikan kepada Anda
tentang bagaimana prosesnya nanti.

Musim dan Waktu
Rencana Allah bekerja pada musimnya. Contohnya, Anak Domba Allah sudah disembelih sebelum dasar dunia dijadikan, tetapi baru termanifestasi di bumi pada kegenapan waktunya, atau pada musim yang sudah ditetapkan. Rencana Allah sudah ditetapkan dalam kekekalan di Surga, tetapi ada suatu musim baginya untuk dinyatakan di bumi. Allah bergerak dalam musim-musim waktu yang sudah ditetapkan. Mengetahui apa yang Allah katakan itu tidak sama
dengan mengenali musim dari yang sedang Dia bicarakan.
Momen kairos membuka pintu menuju takdir-ilahi, dan apa yang
sudah tersembunyi selama berabad-abad pun dibukakan. Ketika
waktu dan kekekalan bertemu, maka musim penggenapan dan firman
Tuhan pun bertemu. Setelah musim itu dinyatakan, dan firman
dibukakan, yang dapat kita lakukan adalah meresponi. Momen
kairos ini sudah dimulai di seluruh dunia Kaum Kedar.

Ismael dan Ishak
Setelah diusir dari rumah Abraham, terakhir kalinya Ismael
melihat Abrahan adalah untuk memakamkannya. Dan itulah terakhir
kalinya Ismael dan Ishak bertemu. Sejak saat itu, mereka berpisah—
sampai sekarang. Yang memisahkan mereka adalah kematian seorang
bapa. Sekarang, yang akan mempertemukan mereka kembali adalah
pewahyuan tentang Bapa—dan akan ada suatu reuni keluarga dalam
Kristus Yesus.

Anda lihat, Allah mengasihi semua orang; Dia tidak membedabedakan
orang. Kita harus memiliki sudut pandang yang benar,
tentang orang-orang Yahudi dan Kaum Kedar. Inilah yang saya alami
sendiri. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengasihi
orang-orang Yahudi, tetapi mereka tidak menyukai Ismael. Tetapi
mereka tidak mengerti bahwa Ismael adalah pembuka jalan bagi
Ishak!

Kita tidak dapat mengasihi Israel jika kita tidak dapat mendukung
Ismael. Kita harus memiliki hati Allah karena kita perlu berdoa
untuk membantu Israel untuk sampai pada takdir-ilahinya. Jika Anda
peduli terhadap keselamatan mereka, Anda juga akan peduli untuk
membuat mata mereka terbuka dengan melihat orang-orang bukan
Yahudi diselamatkan—membangkitkan kecemburuan mereka untuk
melihat Mesias. Kemudian mereka akan bersukacita dalam sukacita
yang dari Tuhan yang dulu harus mereka relakan untuk hilang karena
dulu mereka adalah yang pertama, tetapi sekarang menjadi yang
terakhir.

Ibu Ismael adalah seorang wanita Mesir. Ismael juga kawin
dengan wanita Mesir. Dan sekarang Mesir adalah suatu negara
Kaum Kedar. Ketika Ismael datang kepada Yesus, akan ada suatu
kegerakan masal di tanah Mesir. Mesir akan dipakai dalam suatu
cara yang dahsyat bagi keselamatan Kaum Kedar. Allah tidak
melupakan negeri itu, dan akan ada suatu kegerakan Allah di seluruh
wilayah Mesir. Akan ada suatu kegerakan Allah di Iran dan Turki,
dan banyak negara di Timur Tengah yang akan mengalami suatu
kegerakan Allah. Anda akan melihat suatu tuaian Kaum Kedar yang
masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Juga akan ada suatu kegerakan Allah yang melanda Eropa.
Sekarang ini, Eropa sangat peka secara roh. Eropa adalah suatu
kunci waktu yang strategis, dan kita harus membawa injil ke Eropa.
Saya sangat bersyukur karena Allah akan memberitahu kita tentang
apa yang akan terjadi sehingga sebagai Gereja, kita tahu apa yang
harus kita lakukan—Allah kita sungguh luar biasa.

Pewahyuan tentang Bapalah yang akan mempertemukan kembali
Ismael dan Ishak. Ketika Yesus digantung di kayu Salib, mengapa
kegelapan menutupi bumi? Karena Dia yang tidak mengenal dosa
telah menjadi dosa, supaya kita dapat dibenarkan oleh Allah melalui
Dia (Roma 3:22). Apa yang sebenarnya membuat Yesus mati? Yesus
tidak dapat hidup terpisah dari Bapa. Yohanes 6:57 berkata, “Sama
seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa … ”
Hidup kita ada dalam darah-Nya, tetapi hidup-Nya ada dalam Bapa.
Yesus mengenal kasih Bapa (lihat Yohanes 17:26).

Roma 8:37 mengatakan bahwa, “kita lebih dari pemenang
melalui Dia yang mengasihi kita.” Tingkat kasih yang Anda kenal
menentukan tingkat kemenangan Anda. Itulah mengapa kita membutuhkan
kasih Bapa, itulah mengapa kita harus memiliki hati kasih
yang benar. Ingat, kita hanya memiliki satu hati, dan jika Anda
memiliki masalah dengan salah satu kelompok orang yang ada di
bumi, maka pada dasarnya, itu berarti Anda akan membatasi Allah
bekerja dalam hidup Anda. Kita membutuhkan kasih ini, karena
kasih membuat Anda menjadi pemenang.

Kasih membuat Anda menjadi pemenang
Itulah mengapa ada suatu kekosongan dan jeritan dalam hati
umat Kaum Kedar; karena ketika mereka datang pada kasih Bapa,
kekosongan dan jeritan hati itu pun berakhir. Mereka akan membawa
pewahyuan tentang Bapa seperti yang belum pernah ada sebelumnya,
karena mereka adalah orang-orang yang tahu bagaimana rasanya
ditolak oleh seorang Bapa. Mereka tahu bagaimana rasanya hidup
mengembara di padang gurun selama 4.000 tahun, kemudian
datanglah suatu pengertian tentang siapa Bapa.

Kemudian orang-orang Kaum Kedar akan pergi kepada orangorang
Yahudi dan memberitakan pada mereka tentang siapa Bapa.
Akan ada suatu pewahyuan besar-besaran tentang Bapa. Banyak
yang mengenal Yesus, tetapi mereka tidak benar benar mengenal
Bapa—Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk mengungkapkan
tentang Bapa. Itulah salah satu tujuan Yesus, yaitu mengungkapkan
tentang siapa Bapa.

Matius 10:19-20 mengatakan bahwa kita tidak perlu memikirkan
apa yang akan kita katakan ketika kita datang ke hadapan para
pemerintah dan raja-raja, karena bukan kita yang akan berbicara,
melainkan Roh Bapa yang akan berbicara melalui kita. Galatia 4
mengatakan bahwa Dia telah memberikan Roh Anak-Nya ke dalam
hati kita, yang berseru kepada Bapa. Mengapa? Roh Anak berseru
“Abba Bapa” dalam hati kita. Roh Bapa dalam hati kita mengungkapkan
tentang Anak, dan Roh Anak mengungkapkan tentang
Bapa.

Ketika Anda datang kepada Yesus, Bapa menarik Anda mendekat
dengan Roh Allah. Itu adalah tentang Bapa, dan Yesus tahu itu, dan
Dia datang untuk mengungkapkan tentang Bapa. Ketika kita ke
Surga, Bapa akan menanyakan sesuatu pada kita, apa yang kau
lakukan dengan Yesus, Anak-Ku? Dan Yesus akan bertanya, apa
yang kau lakukan dengan Bapa-Ku? Apakah kau mengenal Bapa-Ku,
Apakah kau mengenal Bapa-Ku, Apakah kau mengenal Bapa-Ku?
Yesus memiliki suatu jeritan dalam hati-Nya—agar kita dikenal
Allah. Dia ingin agar kita mengenal Bapa.

Saya percaya bahwa Ismael akan sampai pada suatu pewahyuan
tentang Bapa, dan dia akan membawa itu kepada Israel. Dan Ishak
akan meratap dan menangis dan berkata, “Aku dibesarkan bersama
Bapa, akulah yang memiliki perjanjian itu, dan kepadakulah semuanya
diberikan. Akulah yang membawa benih itu, dan engkaulah yang
diusir dan ditolak, dan hukum juga menolakmu—tetapi kau datang
kembali dengan suatu pewahyuan tentang Bapa.” Kemudian Israel
akan berkata, “Beritahukan padaku siapakah Bapa itu. Beritahu aku
bagaimana aku bisa mengenal Dia.”

Tidak ada yang dapat menyangkal adanya jeritan dalam hati
manusia. Begitu jeritan itu terpicu, maka Anda tidak akan dapat
menghentikannya, tidak peduli betapa kerasnya upaya Anda untuk
menghentikannya. Roh Allah tahu persis bagaimana cara menguasai
hati manusia. Itulah mengapa Yesus berkata, “Aku akan menjadikan
kalian para penjala manusia.” (Markus 1:17). Manusia berarti
hati orang-orang, bukan pikiran orang-orang. Dia tahu bagaimana
membawa suatu hati datang mendekat, karena Dia mengait jeritan
hati itu dan menariknya dengan Roh Allah.
Ismael
Allah memberkati Ismael, tetapi menetapkan perjanjian-Nya
dengan Ishak. Ishak adalah anak perjanjian yang dengannya Allah
menetapkan perjanjian-Nya sebagai suatu perjanjian yang kekal,
dan itu juga berlaku bagi keturunan Ishak.

Sebagai seorang Kaum Kedar, dulu saya percaya bahwa yang
dibawa Abraham ke mezbah persembahan adalah Ismael, bukan
Ishak. Inilah tonggak utama dalam kepercayaan Kaum Kedar. Dome
of the Rock berlokasi di gunung tempat Abraham membawa anaknya
untuk dikorbankan. Ayat-ayat berikut ini mengisahkan kebenaran
seperti yang tertulis dalam Alkitab tentang Ismael dan Ishak.
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman
kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-
Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah
dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung
yang akan Kukatakan kepadamu.”Keesokan harinya pagipagi
bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya
dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya;
ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu
berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah
kepadanya (Kejadian 22:1-3, penekanan ditambahkan).
Abraham sudah mengusir Ismael bersama Hagar, membiarkan
dia mengembara di padang gurun tanpa warisan. Ismael diusir
setelah Ishak disapih—ketika usia Ishak tidak lebih dari tiga tahun.
Beberapa tahun setelah itu, barulah Allah memutuskan untuk
menguji Abraham. Ismael bahkan sudah tidak ada di rumah Abraham!
Selain itu, perhatikan bahwa dengan jelas Allah menyebut Ishak
sebagai “anak tunggal” Abraham. Setelah Abraham semakin
mendekat ke gunung Moria, dia hanya mendaki bersama Ishak untuk
menyembah Allah.

Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya,
kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham
kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan
keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami
akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.”
(Kejadian 22:4-5, penekanan ditambahkan).
Perhatikan bahwa Abraham mengatakan pada kedua bujangnya
bahwa dia akan pergi beserta anak itu dan akan kembali lagi. Dia
berencana untuk kembali bersama Ishak. Abraham percaya bahwa
Allah akan membangkitkan Ishak dari antara orang mati untuk
menggenapi janji-Nya (“Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu.”) kepada Abraham.
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan
Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela
mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya
telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah
berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara
orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya
kembali (Ibrani 11:17-19, penekanan ditambahkan).
Sekali lagi, Roh Kudus, dalam Kitab Ibrani, mengatakan bahwa
Ishak adalah anak tunggal Abraham Dengan iman, Abraham, seolah
telah menerima Ishak kembali dari antara orang mati. Sejauh yang
Abraham tahu, anaknya itu dipersembahkan kepada Allah dan
kemungkinan besar akan mati. Dia serius dan melakukan tiga
hari perjalanan dengan membawa api, kayu, dan pisau, siap untuk
melakukan persembahan korban itu sebagai suatu tindak ketaatan.
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu
dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di
tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya
berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada
Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.”
Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di
manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut
Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk
korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya
berjalan bersama-sama (Kejadian 22:6-8).
Ketika Abraham—sebagai seorang nabi Allah—menjawab
anaknya, Ishak, dia melihat ke masa depan dan menyatakan bahwa
Allah sendiri yang akan menyediakan seekor anak domba. Secara
profetik, Abraham bicara tentang Anak Domba Allah yang akan
datang untuk menghapus dosa-dosa dunia.
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu,
diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah
itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan
tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya:
“Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia
berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan
dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut
akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh
dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang
tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil
domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya (Kejadian 22:9-13).
Tepat sebelum Abraham akan menyembelih anaknya, malaikat
Tuhan berseru padanya dan menghentikan dia. Allah telah menyediakan
seekor domba jantan bagi Abraham untuk dipersembahkan sebagai
pengganti anak tunggalnya, Ishak.
Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit
kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku
sendiri—demikianlah firman TUHAN—: Karena engkau
telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku
akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat
keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan
seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di
bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan
firman-Ku.” (Kejadian 22:15-18, penekanan ditambahkan).
Abraham tidak menyayangkan anak tunggalnya Ishak untuk dipersembahkan
di gunung Moria itu. Karena itu, Allah bersumpah
demi diri-Nya sendiri bahwa, melalui Ishak, semua bangsa di bumi
akan diberkati. Abraham sudah menerima janji itu, tetapi sekarang
dia memiliki suatu sumpah dari Allah sendiri sebagai suatu jaminan
yang tidak dapat dibatalkan. Ismael memang diberkati, tetapi
perjanjian itu dibuat dengan Ishak, sang anak perjanjian, dan dengan
keturunan Ishak.
Keturunan.
Allah terus membicarakan tentang suatu keturunan, bukan dari
semua keturunan Abraham, melainkan pada satu keturunan saja.
Keturunan yang terus Allah bicarakan di sepanjang Alkitab itu
pertama kalinya dibicarakan sejak zaman Adam. Setelah kejatuhan
Adam, Allah menubuatkan bahwa seorang Keturunan wanita akan
tampil dan menghancurkan kepala iblis dengan tumit-Nya. Yesus
adalah keturunan wanita yang dimaksud itu, dan Dia adalah keturunan
Abraham, Ishak, dan Yakub. Dia adalah keturunan Daud, dan Dia
adalah keturunan yang dijanjikan, yang melalui-Nya seluruh bumi
akan diberkati.
… seorang putera telah diberikan untuk kita …
Anak Kecil Dilahirkan,
tetapi Putera Diberikan
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas
bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai
(Yesaya 9:5).
Orang-orang Kaum Kedar tidak mengerti bagaimana Yesus dapat
menjadi Anak Allah. Mereka menganggap orang-orang Kristen
percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah karena dilahirkan oleh
perawan Maria. Ayat dalam Kitab Yesaya pasal 9 itu bicara tentang
Yesus. Ayat itu mengatakan bahwa seorang anak telah lahir untuk
kita, tetapi seorang Putera telah diberikan untuk kita. Yesus lahir
sebagai seorang anak kecil, tetapi sebelum Dia datang ke bumi
dan dilahirkan oleh seorang wanita, Dia adalah Anak Allah. Allah
memberikan Anak satu-satu-Nya. Anak Allah diberikan, bukan
dilahirkan. Sebelum segala sesuatu ada, Yesus sudah ada bersama
Bapa, dan ada dalam Bapa sebelum semua ciptaan ada.
Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung,
lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam
Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu
ada di dalam Dia (Kolose 1:15-17).
Segala sesuatunya diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, dan hanya
melalui Dia sajalah segala sesuatunya itu ada. Yesus adalah Firman
Allah. Dia adalah Firman Allah yang hidup.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1).
Pada mulanya adalah Firman … bagian pertama dari ayat
itu bicara tentang dahulu kala, ketika Allah menciptakan segala
sesuatunya—yang dapat kita lihat maupun tidak. Kita tahu bahwa
segala sesuatunya diciptakan oleh Firman.
Firman itu bersama-sama dengan Allah … bagian kedua dari
ayat itu bicara tentang waktu yang sebelum dahulu kala dari bagian
pertama di atas—sebelum segala sesuatunya diciptakan, dan Firman
itu berada bersama Allah.
Firman itu adalah Allah … bagian ketiga dari ayat itu bahkan
mengacu pada waktu yang jauh sebelumnya, ketika Firman ada di
dalam Allah. Ini sebelum Firman keluar dari Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yohanes 1:2-3,
penekanan ditambahkan)
Dalam bagian pertama dari ayat ketiga tersebut, Firman disebut
sebagai “Dia.” Sekarang kita mulai melihat bahwa Firman itu adalah
satu pribadi (seseorang). Pribadi ini adalah Yesus Kristus, Anak
Allah. Dia adalah Firman yang keluar dari Allah, Firman yang
bersama Allah dan Firman yang oleh-Nya segala sesuatu—baik yang
terlihat oleh mata jasmani maupun tidak—diciptakan, Dia adalah
gambaran dari Allah yang tidak kasat mata. Dia adalah ungkapan
gambar Bapa dan terang kemuliaan Allah. Kita bicara tentang Yesus
sebelum Dia datang ke bumi. Pribadi yang satu ini, yaitu Firman,
datang ke dunia yang telah diciptakan oleh-Nya, dan datang kepada
sekelompok orang yang bagi mereka Dia memberikan terang
(hidup)—tetapi orang-orang itu tidak nengenal-Nya.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-
Nya (Yohanes 1:9-10).
Firman ini menjadi daging dan datang dalam wujud jasmaniah
untuk berjalan di antara kita. Firman ini dilahirkan oleh seorang
perawan dan datang sebagai seorang manusia dan tinggal di tengahtengah
kita.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14).
Kemudian Firman ini mengungkapkan pada kita kemuliaan
Allah yang tidak kasat mata. Firman ini adalah seseorang, dan nama-
Nya adalah Yesus Kristus.
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan
oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh
Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya (Yohanes 1:16-18).
Yesus
Yesus adalah pewahyuan Bapa, yang mengasihi kita dan mengutus
Anak-Nya, Yesus Kristus, sebagai Anak Domba Allah untuk mati
bagi dosa-dosa kita, sementara Dia sendiri tidak berdosa. Yesus
yang sama ini pun disalib, mati, dan dikuburkan hingga hari ketiga.
Pagi-pagi benar pada hari ketiga itu, Bapa yang mengutus Dia,
membangkitkan Dia dari antara orang mati untuk hidup selamanya.
Yesus yang telah bangkit ini sekarang ada di sebelah kanan Allah di
Surga, bersyafaat bagi kita.
Yesus adalah riil, dan ketika Anda berseru kepada nama-Nya,
maka Anda akan mendapatkan keselamatan dalam Dia. Yesus adalah
Firman yang hidup dan Juruselamat serta Tuhan kita.
Yesus adalah pewahyuan Bapa
“Siapakah yang naik ke sorga atau turun?...” (Amsal 30:4 dan
Yohanes 3:13). Ini adalah pertanyaan dari setiap Kaum Kedar dan
setiap orang yang tidak percaya. Yesus adalah jawabannya. Tidak
ada pertanyaan dalam hati manusia yang tidak dapat dijawab oleh
Alkitab—semua bagian dalam Alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus.
Ketika Allah mengajukan suatu pertanyaan, Dia tidak mencari Anda
untuk menjawabnya. Dia bertanya agar ketika jawabannya datang,
Anda dapat menerimanya. Roh Kudus memberi ilham kepada sang
penulis dan secara profetik memunculkan pertanyaan-pertanyaan
yang ada dalam hati manusia dalam teks ayat yang berikut ini.
Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah
mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang
telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah
menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa
nama anaknya? Engkau tentu tahu! (Amsal 30:4).
Ayat ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam hati
setiap orang yang tidak percaya, khususnya Kaum Kedar. Dia
mengajukan suatu pertanyaan, “dapatkah Anda memberitahu saya?”
Dapatkah seseorang memberitahu saya, siapakah nama-Nya,
siapakah nama Anak-Nya? Bagaimana penciptaan segala sesuatunya
itu terjadi? Siapakah Dia yang telah naik dan turun, siapakah nama
Anak-Nya?

Pertanyaan ini terjawab dalam Wahyu 19:11-13. Rencana semula
yang diungkapkan dalam Perjanjian :Lama juga memuat pertanyaanpertanyaan
ini—yang dijawab dalam Perjanjian Baru melalui Roh
Kudus. Mari kita lihat dalam Kitab Wahyu dan kita akan menemukan
jawabannya:
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor
kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang
Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan
adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-
Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu
nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan
nama-Nya ialah: “Firman Allah” (Wahyu 19:11-13).
Dalam Amsal 30:4, ada suatu pertanyaan profetik yang merupakan
jeritan hati setiap manusia. Dalam penglihatannya, Yohanes
mendeskripsikan tentang Yesus, Anak Allah, yang adalah Firman
Allah seperti yang dikatakan dalam Yohanes 1:1, dan di sini Dia
memakai jubah yang telah dicelup dalam darah. Nama-Nya disebut
Firman Allah! Siapakah nama Anak-Nya? Dan Dia mengatakan
bahwa nama-Nya adalah Firman, dan nama-Nya adalah Yesus.
Itulah mengapa dalam Lukas 1:31, malaikat berkata kepada Maria
bahwa nama-Nya akan disebut Yesus.
Dalam bahasa Ibrani, Yesus adalah Yeshua, yang berarti
“keselamatan.” Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan
Pondok Daun, dalam Yohanes 7 Yesus berkata, “Barangsiapa haus,
baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya
kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yohanes 7:37-38).
Orang-orang Yahudi menyanyi, “dengan sukacita kau akan
menimba air dari sumur-sumur Yeshua.”

Kemudian Yesus mengatakan sesuatu yang kira-kira seperti ini,
“Kalau kau haus, biarkan Aku menolongmu, datanglah pada-Ku.
Kau tidak hanya akan mendapatkan air dari sumur-Ku, tetapi Aku
juga akan membuatmu menjadi sumur yang akan mengalirkan
sungai-sungai air kehidupan. Dan itu bukan hanya sebuah sumur di
mana kau dapat mengambil air, tetapi Aku akan membuat sungaisungai
memancar dari dalammu. Aku adalah Yeshua. Akulah
keselamatan.”
Mari kita lihat nama yang lain lagi … Yohanes Pembaptis, anak
lelaki Zakharia yang dikandung secara supernatural dalam rahim
Elizabeth, yang namanya diberitahukan melalui malaikat Gabriel
ketika dia datang menemui Zakharia dan mengatakan bahwa Zakharia
harus memberinya nama Yohanes. Menurut adat istiadat, seorang
bayi seharusnya diberi nama seperti nama bapaknya. Kemudian
malaikat itu membuat Zakharia bisu, dan dia tidak dapat berbicara.
Zakharia tidak diizinkan untuk campur tangan, karena Keturunan
wanita itu akan segera lahir, karena memang sudah saatnya. Bayi itu
harus lahir karena dia adalah pembuka jalan bagi Firman yang akan
segera datang.
Yesus berkata bahwa Yohanes datang dalam roh dan kuasa Elia.
Elia berarti “Yahweh adalah Allahku.” Yohanes berarti “Yahweh
itu murah hati.” Dia harus diberi nama Yohanes karena ada suatu
perubahan dalam kebiasaan. Selama 400 tahun, ada kesenyapan di
bumi. Mereka tidak mendengar apa pun dari Allah; surga seolah
tertutup.

Anugerah dan Keselamatan
Tetapi sebelum Anda dapat memiliki keselamatan, Anda harus
mendapatkan anugerah, sehingga nama anak Zakharia itu adalah
Yohanes, yang juga berarti “Yahweh penuh anugerah”—itulah
pesan yang dia sampaikan. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat. Bertobatlah dari dosa-dosamu karena Dia akan segera
datang,” kata Yohanes pada orang-orang (lihat Matius 3:2). Yohanes
sedang mengatakan bahwa anugerah sedang turun sehingga kita
dapat menerima Yeshua, yang adalah keselamatan. Itulah mengapa
keselamatan adalah melalui anugerah, bukan melalui perbuatan.
Jadi, ketika seorang Kaum Kedar mengatakan bahwa keselamatan
adalah melalui perbuatan, itulah bagian yang terhilang dari ajaran
kepercayaan Kaum Kedar. Ada sesuatu tentang Yesus yang menjadi
daging, tentang Firman yang menjadi daging dan berdiam di antara
kita. Yesus adalah Firman itu. Itulah mengapa Anda dapat berpijak
pada firman-Nya. Dia adalah Firman yang hidup.
Yesus adalah Firman yang hidup.
Menyediakan bagi Dirinya Anak Domba
Kitab Ibrani mengatakan bahwa Abraham memiliki iman yang
teguh, dan itulah sifat dari iman Abraham, itulah yang Allah sukai.
Abraham tidak hanya bersedia mengorbankan anaknya, tetapi dia
juga memiliki iman bahwa dia akan menerima kembali anaknya dari
antara orang mati.
Pada waktu itu, Ismael sudah tidak bersama Abraham, dia sedang
berada di padang gurun bersama anka-anaknya sendiri. Dia menikah
dengan seorang perempuan Mesir, dan Allah memelihara hidup
Ismael di padang belantara (4.000 tahun yang lalu). Tetapi yang
sekarang ada bersama Abraham adalah Ishak, pada suatu usia tertentu,
dan dia akan segera dipersembahkan sebagai korban. Urutan
kronologisnya penting sekali untuk kita mengerti: Ismael sudah
diusir (dia lebih tua dari Ishak), dan Ishak sekarang adalah seorang
pemuda belia, dan merupakan satu-satunya anak yang ada bersama
Abraham. Allah mengatakan dengan jelas kepada Abraham bahwa
dia harus membiarkan Ismael pergi—meskipun kau mengasihi dia,
kau harus membiarkan dia pergi. Allah mengatakan kepada Abraham
bahwa Dia akan memelihara Ismael, dan bahwa Abraham tidak
perlu khawatir karena Allah akan memastikan bahwa yang akan
disebut keturunannya adalah yang berasal dari Ishak.
Sekarang Abraham tinggal bersama satu-satunya anaknya, yaitu
Ishak. Allah datang menemui Abraham dan berkata bahwa sudah
tiba saatnya bagi Abraham untuk membawa Ishak ke mezbah
persembahan. Itulah akhir dari janji yang Abraham terima, itulah
akhir dari janji bahwa “melalui keturunanmulah semua keluarga di
bumi akan diberkati.”
Abraham membawa Ishak ke mezbah, dan saat itulah iman Abraham
diuji. Alkitab mengatakan bahwa ketika Abraham mengambil pisau
yang akan dia gunakan untuk menyembelih anaknya, malaikat
Tuhan berbicara padanya dari Surga.
“Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil
pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat
TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham...” (Kejadian
22:10-11). Abraham dipanggil hingga dua kali. Apakah sekali saja
tidak cukup? Mengapa Allah memanggil namanya sampai dua kali?
Ketika Allah berkata, “Abraham, Abraham,” Dia sedang membuat
pernyataan bahwa Dia memanggil Abraham yang namanya berarti
“bapa dari banyak bangsa,” tetapi sekarang itu sudah bukan janji
lagi—Allah sedang membuat suatu ketetapan. “Abraham, Abraham,”
bapa dari banyak bangsa; janji itu sekarang ditetapkan di muka
bumi, dan itu tidak akan diubah.
“Lalu Ia berfirman, ‘Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apaapakan
dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut
akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku” (Kejadian 22:12). Kau tidak
menyayangkan anakmu, anakmu satu-satunya! Mengapa Allah
mengatakan bahwa Ishak adalah satu-satunya anak Abraham? Karena
Allah sedang bicara tentang seorang anak yang unik, yang dilahirkan
secara supernatural dari janji-Nya.
Ishak lahir dari suatu firman yang berasal dari Surga. Suatu firman
dari Surga yang digenapi—pengukuhan suatu ucapan profetik yang
mengatakan bahwa “kau akan mendapatkan seorang anak laki-laki
dengan istrimu Sara, meskipun dia mandul, meskipun kau tidak
bisa mempunyai anak.” Ketika Allah bertemu dengan Abraham,
ada sesuatu yang berubah dan Allah menyuruh Abraham untuk
pergi, dan pada waktu yang sama tahun depan, kau akan memiliki
seorang anak. Abraham tidak hanya berhasil menghamili rahim
yang mandul, setelah Sarah meninggal, Abraham mengawini Ketura
dan mendapatkan setidaknya enam anak lelaki dan beberapa anak
perempuan. Abraham sudah diurapi dengan luar biasa—dia diubahkan
selamanya, oleh tangan Allah.
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan
di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya (Kejadian 22:13).
Mengapa ayat itu demikian penting? Pertama, Perjanjian Lama
adalah suatu ‘gambaran’ (rancangan dasar) Allah menetapkan suatu
‘gambaran’ dalam alam jasmani, yang suatu hari nanti akan Dia genapi
dan Dia berikan substansinya dalam Perjanjian Baru. Kita dapat
melihat kembali pada ‘gambaran’ itu, dan tahu bahwa itu akurat.
Firman
Dengan demikian, kita tahu bahwa Firman Allah itu akurat, karena ‘gambaran’ (rancangan dasar) yang telah Allah berikan, dan itu adalah hikmat tersembunyi yang tidak diketahui oleh manusia mana pun. Hanya Allah yang dapat mulai mengungkapkannya. Sebagai contoh, 1 Korintus menekankan bahwa “Firman Allah adalah untuk dimengerti secara rohani.” Firman Allah ditulis dalam kiasan—disamarkan.

Jadi, ketika seorang Kaum Kedar datang kepada saya dan mengatakan sesuatu semacam ini, “Oh, saya tahu Firman Allah, dan saya tahu semuanya tentang Alkitab!”
Dengan sopan saya menjawab, “Maaf, tetapi Firman Allah itu disamarkan dan Anda tidak akan dapat mengerti Firman itu tanpa bantuan dari Roh Kudus yang mengajarkan hal-hal yang rohani. Roh Kudus membandingkan hal-hal rohani dengan hal-hal yang rohani, membandingkan rancangan dasar dengan substansinya, Dia menghadirkan itu ke hati Anda dan Dia mengungkapkannya pada roh Anda. Pikiran Anda tidak akan dapat membantah karena itu adalah hikmat tersembunyi yang diungkapkan oleh Roh Allah pada hati semua orang.”

Momen Renungan
Sebagai seorang Kaum Kedar, saya percaya bahwa yang dibawa Abraham ke mezbah persembahan adalah Ismael, bukan Ishak, dan saya salah besar. Sebagai seorang Kristen, mungkin ada hal-hal yang Anda percayai yang bukan bagian dari rencana Allah sesuai dengan Firman-Nya. Pikirkan kepercayaan-kepercayaan Anda yang paling mendasar—bandingkan itu dengan Firman Allah, dan izinkan Roh Kudus mengungkapkan hikmat-Nya.

2 comments:

  1. waduhh, tulisan anda membingungkan, ngawur jadinya, trus terlalu banyak kitabnya jadi bingung..ga universal. sorry ya... karangan indah anda lumayan lah tapi isinya simpang siur.

    ReplyDelete