Monday, October 17, 2011

Bab 3 Kaum Kedar di mata Allah

Allah menggunakan hal-hal bodoh di dunia ini untuk mempermalukan orang-orang yang berhikmat (lihat 1 Korintus 1:27). Ketika kita berpikir bahwa kita mengetahui semuanya, Allah datang dan menggunakan apa yang kita pikir tidak berguna. Sungguh mengherankan ketika mengetahui bahwa orang yang kita hakimi atau yang sudah membuat kita angkat tangan adalah orang yang sama yang akan dijangkau oleh Allah. Saya adalah salah satu dari orang-orang itu.

Sebelum Minggu, 3 Juli 1994, pada 12:45 tengah hari, saya adalah seorang Kaum Kedar yang dengan kekeuh menentang Injil Tuhan Yesus Kristus. Saya lahir di Pakistan sebagai seorang Sunni Kaum Kedar, dibesarkan dengan alam bawah sadar yang menentang ketuhanan Yesus. Selama bertahun-tahun, setiap hari seusai sekolah, saya akan langsung pergi ke sekolah khusus untuk belajar Kitab Suci Kaum Kedar—ini merupakan bagian yang diwajibkan dalam kehidupan seorang pemuda Kaum Kedar.

Saya berpikir dan percaya bahwa Yesus tidak lebih dari seorang nabi, yang kedua setelah Nabi Kaum Kedar. Seperti semua Kaum Kedar lainnya, saya percaya bahwa mengakui atau percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah adalah dosa terburuk yang tak terampuni yang dapat dilakukan oleh seorang Kaum Kedar. Saya menganggap pengakuan semacam itu adalah hujatan. Saya percaya bahwa Alkitab telah diubah dan tidak akurat.

Beberapa tahun kemudian, dalam kehidupan saya sebagai seorang pengusaha di Kanada, saya berdebat dengan banyak orang Kristen—saya mencoba untuk menjadikan mereka Kaum Kedar. Ketika diundang ke Gereja, saya akan menjawab, “Saya tidak ke Gereja; saya seorang Kaum Kedar.” Suatu malam, ketika saya menghadiri suatu konvensi bisnis di Amerika bersama sekitar 20.000 orang, saya diundang untuk menghadiri kebaktian Minggu pagi di sebuah Gereja non-denominasi, sebagai gantinya, setelah kebaktian itu saya dijanjikan tempat duduk di deretan depan sampai konvensi bisnis itu selesai.

Saya menyambut umpan itu dan datang pada keesokan paginya.
Saya melihat bahwa 30-40 deret tempat duduk pertama dari depan
panggung lantai utama itu kosong. Dengan heran, saya menanyakan
tentang kursi-kursi kosong itu kepada seorang wanita. Jawabannya,
“Hari ini akan ada sesuatu yang terjadi.” Ketika saya Tanya lebih
lanjut lagi, dia menjawab, “Jangan khawatir, Anda akan segera
mengetahuinya.” Saya begitu penasaran, dan saya mencari tempat
duduk sedekat mungkin dengan bagian depan itu.
Seorang pengusaha maju ke panggung, dan dia menyatakan
bahwa Yesus adalah Allah. Saya tidak percaya apa yang dia katakan
itu, dan saya pun marah. Dia terus melanjutkan pernyataannya
dengan mengatakan bahwa tidak ada satu nama pun yang diberikan ke
antara manusia yang olehnya seseorang dapat diselamatkan kecuali
nama Yesus, dan barang siapa yang menolak Dia sebagai Tuhan
dan tidak percaya kepada Anak Allah, maka orang itu akan masuk
neraka. Saya tidak suka mendengar itu.
Kemudian dia memiliki keberanian untuk mengatakan, “Hanya
ada dua kitab yang dinyatakan sebagai firman Allah yang tertulis—
Alkitab, dan satunya lagi bukan.” Saya tahu bahwa yang dia maksud
adalah kitab suci saya. Saya pikir, orang ini tertipu mentah-mentah,
dan saya memutuskan untuk berbicara dengannya dan mencoba
menyadarkan dia. Kemudian dia memberikan panggilan altar. Saya
tidak tahu pasti apa artinya altar, atau panggilan, tetapi saya adalah
salah satu kumpulan orang pertama yang lari ke depan, dengan
berpikir bahwa ini akan menjadi kesempatan saya untuk berbicara
kepada orang ini.

Dari segala arah, ribuan orang membanjiri depan panggung
untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Saya berpikir
untuk meninggalkan tempat itu, tetapi saya tidak bisa karena saya
terdesak sampai mendekati panggung akibat terdorong oleh orangorang
di sekitar saya. Kemudian orang itu memimpin kami dalam
doa yang dimulai dengan “Yesus Anak Allah.” Kata saya, “Tidak
mungkin,” dan sebagai gantinya, saya mengucapkan Kalma saya
sebagai seorang Kaum Kedar.
Selagi saya berjalan kembali ke tempat duduk saya, dua teman
saya mencoba untuk memeluk dan memberi saya selamat karena
telah maju ke depan untuk memberikan hati saya kepada Yesus.
Saya bertanya apakah mereka sudah gila, dan saya berkata, “Aku
Kaum Kedar; jangan pernah menyebutku orang Kristen. Bumi
boleh berguncang dan gunung-gunung boleh pindah, tetapi tidak
ada satu pun di bumi ini yang dapat membuatku mengaku bahwa
Yesusmu itu adalah Anak Allah.”
“ … tidak ada satu pun … yang dapat membuatku
mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah.”
Beberapa bulan kemudian, saya menghadiri konvensi lain dan
datang ke kebaktian Minggu—lagi-lagi hanya agar saya mendapatkan
tempat duduk di deretan depan pada konvensi itu, dan mendengar
seorang pebisnis yang maju ke panggung untuk mengkotbahkan
Yesus sebagai Tuhan. Setelah itu ada panggilan altar, dan untuk
kedua kalinya saya lari ke depan; diikuti oleh ribuan orang lainnya.
Saya segera menyadari bahwa orang-orang itu telah diinjili menjadi
Kristen melalui pemberitaan Injil. Sementara berada di depan itu,
saya membuat keputusan yang bulat bahwa saya akan mempelajari
apa yang orang-orang itu lakukan, dan saya akan melakukannya
dengan lebih baik dari mereka, dan akan membuat orang-orang
Kristen bertobat menjadi Kaum Kedar. Setelah mengambil keputusan
itu, saya meneruskannya dengan memikirkan beberapa rencana.
Beberapa bulan setelah itu, saya menghadiri konvensi bisnis yang
ketiga di Amerika. Sekarang saya sudah mengerti beberapa istilah
Kristen dan mengerti bahwa ketika seseorang mengatakan bahwa
mereka “lahir baru,” itu berarti bahwa mereka telah menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan menjadi anak Allah.
Saya mencari tempat duduk di deretan depan. Seseorang berdiri dan
menyampaikan kotbah bahwa seseorang dapat menjadi anak Allah
dan mengenal Anda sebagai Bapa melalui Yesus Kristus, Anak-Nya
yang tunggal. Dia melanjutkan dengan berkata bahwa Yesus adalah
satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup. Setelah selesai berkotbah,
dia meminta kami semua untuk berdiri, jadi kami semua pun berdiri.
Kemudian dia mulai melakukan panggilan altar. Kali ini saya tidak
maju.
Hadirat Allah menembus saya.
Ketika saya sedang berdiri di sana, tiba-tiba Allah yang hidup
itu datang. Seketika itu juga, hadirat Allah menembus, mengelilingi
dan menawan saya. Saya dibanjiri oleh hadirat-Nya, dan saya segera
tahu bahwa saya berdiri di hadapan Allah yang hidup. Seluruh
eksistensi saya memudar; pusat fokus saya hanya Dia. Ketika Allah
hadir, setiap sel dalam tubuh Anda—roh, jiwa, dan tubuh—akan
mengetahuinya. Dalam pikiran saya ada banyak pertanyaan, tetapi
semakin lama saya berdiri di hadapan-Nya, pertanyaan-pertanyaan
itu sirna.

Saya mengajukan satu pertanyaan yang jujur pada-Nya, “Ya
Allah, apa yang sedang Kau lakukan di sini? Aku pikir orang-orang
ini payah [maksud saya orang-orang Kristen]” Saya tidak mengerti
mengapa Allah mau memanifestasikan diri di antara orang-orang
yang menghujat Allah dengan menyembah Yesus sebagai Anak
Allah. Jawaban-Nya pun datang, dan saya mendengar kata-kata ini,
“Tidak, inilah anak-anak-Ku.” Terdengar lagi, “Tidak, inilah anakanak-
Ku,” dan untuk ketiga kalinya, “Tidak, inilah anak-anak-Ku.”
Kata-kata-Nya menggema dalam diri saya, dan saya segera
menyadari bahwa selubung itu telah ditanggalkan dari mata saya.
Saya hanya mengetahui satu kenyataan bahwa Yesus adalah
Anak Allah! Yesus yang sama inilah yang saya sangkal dengan gigih,
sekarang saya tidak dapat hidup tanpa Dia. Saya maju dan mengaku
dengan mulut saya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dia lahir dari
seorang perawan, mati di kayu Salib, dan mencurahkan darah-Nya
bagi saya; dan saya percaya dalam hati saya bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari kematian pada hari ketiga. Doa saya adalah,
“Bapa, ambillah hatiku yang keras, dan beri aku hati yang baru yang
lembut. Yesus, masuklah ke dalam hatiku, jadilah Tuhanku, agar aku
dapat mengasihi Bapa seperti Kau mengasihi Bapa.” Saya menjadi
ciptaan yang baru pada Minggu itu, 3 Juli 1994, pada 12.45.
Melalui pewahyuan, saya tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Dalam Matius 16:15-17, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya,
“Tetapi menurut kalian, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon
Petrus: “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup!” Melalui
pewahyuan, Petrus tahu bahwa sesungguhnya Yesus adalah Kristus
dan Anak Allah yang hidup. Bapa mengungkapkan itu kepada Petrus
melalui Roh Kudus.
Itulah cara terbaik yang dapat saya jelaskan tentang apa yang
terjadi pada saya. Saya bersyukur karena Allah menjangkau saya dan
menunjukkan kasih karunia-Nya pada saya. Mungkin sementara
Anda membaca buku ini, Anda juga memiliki orang yang Anda
kasihi yang dibutakan dalam hal realita tentang Yesus. Biarlah ini
menjadi suatu yang menguatkan iman Anda—Allah dapat menjangkau
orang yang Anda kasihi, tidak peduli di mana pun dia berada.

Ismael dan Saulus
Ketika kita mempelajari Saulus dan Gereja mula-mula, marilah
kita izinkan Roh Kudus melukiskan gambaran profetis tentang
Ismael dan Gereja pada masa ini.
Gereja mula-mula berada di tengah aniaya besar. Saulus adalah
musuh besar Injil, yang bahkan memberikan persetujuannya atas
hukuman mati bagi Stefanus, membuat orang-orang percaya terpencar
melarikan diri ke berbagai wilayah di Yudea dan Samaria (lihat
Kisah Para Rasul 8:1). Saulus adalah seorang Ibrani yang terpelajar,
seorang Israel dari suku Benyamin, dan dia dari golongan Farisi
(lihat Filipi 3:5). Saulus menimbulkan penderitaan besar pada
Gereja mula-mula dengan kekejaman dan kekerasannya. Dia menggeledah
rumah demi rumah dan menyeret para lelaki dan perempuan
dan menjebloskan mereka ke penjara karena kepercayaan mereka
dalam Tuhan Yesus Kristus (lihat Kisah Para Rasul 8:3).
Yang membuat situasinya makin parah, Saulus pergi menghadap
Imam Besar yang bertugas pada waktu itu, dengan niat untuk mengancam
dan membunuh murid-murid Tuhan. Dia mendapatkan surat
kuasa untuk masuk ke rumah-rumah ibadah, menahan orang-orang
percaya, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dijebloskan ke
penjara. Dia begitu kejam dan bertekad untuk mengakhiri apa yang
dianggapnya sebagai penghujatan terhadap Allah.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam
dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam
Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa
kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia
menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan
Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke
Yerusalem. (Kisah Para Rasul 9:1-2).

Saulus menganggap bahwa tindakan kejamnya terhadap Gereja
adalah dari Allah. Akan tetapi, kenyataannya, dia melawan Anak
Allah. Dia beranggapan bahwa sikap angkuh dan kebenciannya
terhadap murid-murid Tuhan itu dibenarkan oleh hukum yang
sangat dia kenal. Dia tahu tentang ayat-ayat firman Tuhan, tetapi dia
tidak mengenal Dia yang dibicarakan dalam ayat-ayat firman Tuhan
itu. Dia memiliki semangat yang berkobar-kobar terhadap Allah,
akan tetapi tidak disertai dengan pengetahuan tentang kebenaran.
Dia berpikir bahwa dia sedang melayani Tuhan; kenyataannya, dia
menentang Allah.
Saulus berubah dalam suatu perjumpaan yang tiba-tiba dengan
Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Damsyik. Dia melihat terang
kemuliaan Allah dan jatuh tersungkur ke tanah, yang darinya manusia
diciptakan, dia ditundukkan oleh keagungan Allah. Kehendak
pribadinya dipatahkan, kesombongannya terserak, kegigihannya
yang berkobar-kobar itu padam, dan pikirannya ditundukkan oleh
kemuliaan Yesus Kristus. Ketika tersungkur ke tanah, dia mendengar
suara sang Guru:
… tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara
yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku?”Jawab Saulus: “Siapakah Engkau,
Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi
bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan
dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan,
karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak
melihat seorang juga pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu
membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa;
mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari
lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak
makan dan minum (Kisah Para Rasul 9:3-9).

Di kaki Yesus, Saulus sang pembunuh itu menjadi Paulus sang
martir. Kegigihannya yang berkobar-kobar terhadap hukum taurat
itu dipadamkan oleh gelora cintanya kepada Yesus Kristus. Allah
memiliki tujuan besar yang tersembunyi dalam diri Paulus, di balik
apa yang dapat dilihat manusia. Paulus adalah bejana terpilih yang
akan digunakan oleh Penciptanya untuk memberitakan nama Yesus
kepada orang-orang non-Yahudi, raja-raja, dan seluruh bangsa Israel.
Paulus banyak menanggung penderitaan demi Injil, tetapi dia
menganggap bahwa memberitakan misteri-misteri Injil kepada
dunia non-Yahudi.itu adalah hak istimewa baginya.
Kebanyakan Gereja pada masa ini takut pada Ismael, seperti
Gereja mula-mula yang takut pada Saulus. Ismael menimbulkan
kekacauan di seluruh dunia dan dia adalah penyebab dari banyak
aniaya terhadap Gereja, Tubuh Kristus. Televisi dan media senantiasa
membombardir kita dengan cerita-cerita tentang perang, terorisme,
dan kekerasan di seputar dunia Kaum Kedar.
Saulus adalah teroris besar pada zamannya.

Pada kenyataannya, tidak semua Kaum Kedar itu kejam dan
teroris, tetapi ada elemen-elemen tertentu dari terorisme dalam Kaum
Kedar yang nanti akan kita bicarakan dalam buku ini. Di luar itu,
bagi dunia masa ini, terorisme identik dengan Kaum Kedar. Saulus
adalah teroris besar pada zamannya. Yang dia lemparkan bukan bombom,
tetapi batu-batu, tetapi maksud hatinya adalah untuk meng
hancurkan apa yang dia anggap sebagai musuh Allah. Pada masa ini,
di antara kaum Ismael, ada orang-orang tertentu yang melakukan
hal yang sama seperti yang Saulus lakukan pada waktu itu.
Dengan menyangkal ketuhanan Yesus, orang-orang Kaum Kedar
percaya bahwa mereka sedang melayani Allah. Sebagai contoh,
kita lihat bahwa Dome of the Rock (Rumah Ibadah Al-Sakhrah)
mendominasi cakrawala Yerusalem, dan dari sudut pandang Kaum
Kedar, itu adalah simbol Kaum Kedar bagi dunia. Itu adalah situs
paling suci ketiga bagi orang-orang Kaum Kedar, dan merupakan
monumen paling tua yang disakralkan oleh orang-orang Kaum Kedar.
Pertama, mereka percaya bahwa itu adalah Gunung Moria, di mana
Abraham mempersembahkan Ismael sebagai korban—bukan Ishak.
Kedua, mereka percaya bahwa nabi mereka, yaitu Nabi Kaum
Kedar, turun dari Surga dari batu itu dalam suatu perjalanan di
malam hari.

Dome of the Rock itu juga merupakan suatu simbol kejayaan di hadapan Allah—atas orang-orang Kristen dan Yahudi. Penganut Kepercayaan Kaum Kedar percaya bahwa mereka memiliki pewahyuan yang terakhir dari Allah, dan dengan segenap hati mereka menentang semua pewahyuan lainnya. Untuk menggambarkan sikap ini, di
Dome of the Rock itu dibuat prasasti dan tulisan-tulisan dari Kitab
Suci Kaum Kedar yang menentang ketuhanan Yesus, untuk membuat
dunia tahu bahwa Yesus bukan Anak Allah. Orang-orang Kaum
Kedar juga memiliki semangat tulus yang berkobar-kobar bagi Allah,
akan tetapi tanpa disertai pengetahuan akan kebenaran. Seperti
Saulus, yang paling tidak diperkirakan dapat menjadi kandidat bagi
Kerajaan Allah, pada umumnya Gereja juga menganggap Ismael
sebagai kaum yang paling kecil kemungkinannya untuk menyadari
bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Seperti Saulus, Ismael juga akan mengalami suatu tabrakan frontal
dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Bapa akan segera memperlihatkan
wajah Yesus kepada orang-orang Kaum Kedar di seluruh
dunia. Yesus yang mereka tentang akan menjadi Tuhan mereka.
(Dalam bab 5, kita akan membicarakan bagaimana ini akan terjadi).
Allah memiliki tujuan besar yang tersembunyi dalam diri penganut
kepercayaan Kaum Kedar. Ismael akan menjadi bejana pilihan di
tangan Allah. Setelah Allah membuka mata Ismael, Dia akan menggunakan
Ismael untuk tujuan-tujuan Kerajaan Allah. Ada masa
depan yang tersembunyi dalam diri umat Kaum Kedar, yang akan
segera tersingkap. Kita melihat mereka seperti Saulus, tetapi Allah
melihat mereka seperti Paulus—untuk masa seperti sekarang ini.
Allah akan menggunakan pertobatan Ismael untuk membangkitkan
Gereja, seperti Dia yang menggunakan pertobatan Saulus untuk
membangkitkan Gereja yang waktu itu tengah mengalami aniaya.
Pada masa-masa aniaya, Gereja mula-mula takut pada Saulus, dan
semua orang yang mendengar pertobatannya pun terheran-heran
dan takjub.
Demikian juga pada zaman ini, Gereja akan terheran-heran dan
takjub ketika melihat pertobatan masal dari kaum Ismael. Bahkan
saudara-saudara jasmaninya pun akan berusaha membunuh dia,
tetapi Ismael tidak takut mati, dia juga tidak gentar pada musuhmusuhnya.
Melainkan, sang pemanah ini, yang setelah dilahirkan
dari Roh, akan menjadi anak panah pada busur yang ada di tangan
Allah, yang akan dibidikkan tepat ke jantung musuh (iblis) yang
pernah membutakan dia.
Yesus tahu bagaimana cara mengubah seorang pembunuh menjadi
seorang martir bagi Kerajaan Allah. Akan ada suatu kegentaran yang
kudus akan Allah dan penghiburan dari Roh Kudus dalam Gereja.
Pertobatan Ismael ini akan membangun Gereja dan melipatgandakannya
dengan luar biasa. Bagi Gereja, itu akan mendatangkan
suatu kekaguman dan rasa hormat serta takut akan Allah. Itulah
tepatnya yang terjadi pada Gereja mula-mula (lihat Kisah Para Rasul
9:31).

Selain itu, Allah akan menggunakan Ismael untuk membangkitkan
gelora cinta Gereja terhadap Yesus. Ismael akan mengambil apa
yang telah dibuang oleh Gereja. Ismael pernah berada di padang
gurun, kehausan dan kelaparan akan roti yang baru dan air kehidupan.
Setelah matanya terbuka, dia tidak akan mundur dari Kristus (yang
adalah Sumber). Ismael telah dilatih di padang belantara dan tidak
takut terhadap musuh-musuhnya. Dia akan merasa sangat bersyukur
atas Yesus sang Mesias, dan merasa bahwa tidak ada harga yang
terlalu mahal untuk dibayar untuk mendapatkan pengenalan akan
sang Guru. Saulus, musuh Injil, diubah menjadi Paulus, sang rasul,
yang menulis ayat-ayat berikut ini—atas inspirasi dari Roh Kudus:
Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan
Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri
karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran
karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang
Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki
ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Filipi 3:8-10).
Gairah yang akan dimiliki oleh Ismael terhadap Yesus tidak akan
berkesudahan. Gelora cintanya untuk Yesus akan menjadi rahasia
umum dan akan menular pada Gereja. Gelora cintanya kepada Yesus
akan memancing Gereja untuk melangkah keluar dari rasa puas diri
dan familiaritasnya terhadap keagamaan. Rasa ‘cemburu’ itu akan
menusuk hati kita yang suam dan membuat kita melihat ke seberang
garis akhir yang palsu dan zona nyaman ke arah wajah Allah. Allah
membangkitkan ‘kecemburuan’ kita untuk menarik perhatian kita
dan mengembalikan fokus kita, sehingga kita akan mengarahkan
mata kita kepada Yesus dan apa yang Allah sedang kerjakan.
Allah akan menggunakan Ismael demi nama-Nya. Ismael akan
banyak menderita, tetapi dia akan melakukannya dengan senang
hati dan sukacita. Dan Allah akan menggunakan Ismael untuk
memberitakan nama-Nya ke hadapan orang-orang yang belum
mengenal-Nya dan raja-raja, bahkan orang-orang Israel. Itu adalah
pekerjaan besar yang akan Allah lakukan bersama Ismael. Itu adalah
destiny (takdir ilahi, atau masa depan yang sudah Allah tetapkan
sejak awal) bagi para Kaum Kedar, karena Allah belum menyerah
untuk menjangkau mereka.
Allah tidak melupakan mereka; Allah tidak meninggalkan mereka.
Mereka tidak akan disebut lagi sebagai umat yang ditinggalkan atau
dilupakan, atau disalahmengerti atau ditolak atau sebagai teroris;
karena Allah akan mengubah wajah Kaum Kedar di bumi pada masa
ini, dan Anda tidak akan melihat umat Kaum Kedar sebagai mana
adanya mereka sebelumnya.
Allah akan menggunakan Ismael untuk membangkitkan
gelora cinta Gereja terhadap Yesus.
Tetapi Anda akan melihat umat Kaum Kedar dalam terang tujuan
Allah bagi mereka, dan Anda akan melihat mereka dalam terang
kehendak Allah bagi mereka. Anda akan menangkap hati Allah dan
impartasi dari Roh Kudus sehubungan dengan orang-orang itu, dan
Anda akan melihat mereka melalui mata Yesus, bukan dari mata
dunia yang telah dilukiskan bagi kita melalui media umum.
Kita perlu melihat apa yang tidak kasat mata dan percaya akan
hal-hal yang mustahil. Ismael akan menerima takdir-ilahinya dan
mengejar kebenaran yang berasal dari Allah, melalui iman, bukan
melalui kebenaran dari manusia, yang melalui perbuatan (amal ibadah).
Identitas sejatinya dalam Kristus akan muncul. Kegarangannya
yang berapi-api itu akan digantikan oleh kuasa Allah. Intervensi
supernatural Allah di antara umat Kaum Kedar itu akan terlihat
sangat signifikan bagi masa yang kita jalani sekarang. Allah telah
memulai pekerjaan ini, dan kita mendengar kisah-kisah di seputar
jagad pertobatan yang dinamis dari orang-orang Kaum Kedar yang
kembali kepada Kristus. Tidak lama lagi, kita akan melihat ini terjadi
bagi seluruh generasi Kaum Kedar.
Apa yang telah dibuang oleh Gereja
akan diambil oleh Ismael.

Gereja dan Ananias
Yesus menampakkan diri kepada Ananias dalam suatu penglihatan
sehubungan dengan pertobatan Saulus:
Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.
Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!”
Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan: “Mari, pergilah
ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah
Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang
berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang
yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan
tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.”
Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar
tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya
terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam
kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil
nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab
orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan
nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh
karena nama-Ku.” (Kisah Para Rasul 9:10-16).

Dalam suatu penglihatan, Yesus mengatakan kepada Ananias
agar dia pergi dan berdoa bagi Saulus dari Tarsus sehingga dia bisa
melihat kembali. Ananias heran dengan perintah dari Allah itu dan
mencoba meyakinkan Tuhan tentang betapa kejamnya Saulus dulu.
Dengan polosnya, dia menceritakan kepada Yesus tentang penderitaan
yang ditimbulkan Saulus terhadap orang-orang percaya kepada
Kristus. Sulit bagi pikiran Ananias untuk menerima kenyataan bahwa
Allah meminta dia pergi dan berdoa bagi orang semacam itu.
Ananias adalah seorang murid yang setia; dia hanya ingin bicara
apa adanya kepada Tuhan. Dan kita boleh bicara apa adanya kepada
Tuhan, tanpa mengecam orang lain. Kita harus jujur dengan Tuhan,
dan jika kita mengecam orang lain, kita perlu melakukan percakapan
dari hati ke hati dengan Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Apa yang
sedang terjadi dengan para Kaum Kedar?”
Yesus memerintahkan Ananias untuk pergi dan melakukan
tugasnya, sambil Tuhan (dalam anugerah-Nya) mengungkapkan
suatu tujuan Allah yang lebih besar dalam memilih Saulus. Yesus
membuat Ananias dapat melihat Saulus melalui mata Allah dengan
mengatakan kepadanya bagaimana Saulus akan memberitakan nama
Yesus ke bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel,
untuk kemuliaan Allah.

Allah sedang membuka mata kita untuk melihat
Ismael dalam terang tujuan-Nya.

Saya percaya bahwa Gereja adalah tempat yang sama sehubungan
dengan umat Kaum Kedar. Reputasi Ismael di dunia adalah seputar
perang, kekerasan, dan terorisme. Gereja hanya melihat Ismael sebagai
kesalahan Abraham dan pekerjaan daging, yang kita harus hidup
bersama mereka. Seperti Ananias, Allah sedang membuka mata
kita untuk melihat Ismael dalam terang tujuan-Nya. Tuhan tidak ingin
ada seorang pun yang binasa (2 Petrus 3:9), dan Dia sedang
menyingkapkan masa depan yang telah Allah tentukan bagi umat
Kaum Kedar.

Mungkin hari ini Anda membaca ini dan bertanya-tanya bagaimana
itu bisa terjadi. Atau mungkin Yesus berbicara kepada Anda tentang
peran Anda dalam momen kairos bagi umat Kaum Kedar ini. Mungkin
Anda memiliki suatu beban untuk mereka dan kebutuhan untuk
berada dalam ruang doa Anda—untuk bersyafaat bagi mereka—
secara keseluruhan atau bahkan secara individual. Anda perlu
mengetahui peran Anda dalam masa panen raya yang luar biasa ini.
Jika kita lanjutkan membaca pasal 9 dari Kitab Kisah Para Rasul,
saya percaya bahwa kita akan menemukan jawaban bagi fungsi kita
sebagai Gereja—Tubuh Kristus—pada masa ini:
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia
menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus,
saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri
kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku
kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh
dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah
selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi.
Ia bangun lalu dibaptis Dan setelah ia makan, pulihlah
kekuatannya. (Kisah Para Rasul 9: 17-19).
Langkah pertamanya adalah ketaatan. Kuncinya adalah mendengarkan
dan menaati apa yang Roh Kudus katakan. Roh Kudus
akan menantang keterbatasan-keterbatasan kita dengan pewahyuan
dalam firman Tuhan dan mempertajam pengertian kita. Ananias
menjalankan apa yang Tuhan suruh, dan melihat hasil-hasilnya;
Gereja pun harus melakukan hal yang sama.
Gereja pada masa ini adalah seperti Ananias

Penjajaran
Inilah masa di mana kita hidup. Saulus pada zaman kita ini adalah
Ismael, dan Gereja itu seperti Ananias. Dan kita harus berurusan
dengan hal-hal seperti itu, dan membawa penjajaran (alignment—
penyesuaian terhadap posisi yang lurus/yang semestinya) Sebelum
ada penugasan dari Kerajaan Allah, terlebih dahulu ada penjajaran
terhadap Kerajaan Allah. Kita harus menjajarkan diri dengan
tujuan Allah yang lebih besar, agar tugas-tugas unik kita dalam
Tubuh Kristus dapat ditegaskan dan digenapi.
Apakah itu tentang berapa banyaknya Kaum Kedar di kota Anda?
Itu tidak terlalu penting. Ini adalah suatu isu global; ini adalah hal
yang berskala nasional. Tidak masalah dengan berapa banyaknya
Kaum Kedar di kota Anda. Ini adalah tentang hati Allah. Ini adalah
tentang umat-Nya. Allah tidak berkata bahwa Dia ingin agar jangan
ada seorang pun yang binasa hanya jika mereka ada di kota Anda.
Bagaimana dengan kota-kota lain, bagaimana dengan bangsa-bangsa,
bagaimana dengan orang-orang lain?
Anda harus ‘melebar’ … sampai sekarang kita telah memiliki
suatu “mentalitas galah pancing.” Dan jika Anda perhatikan dalam
Injil, seringkali itulah cara mereka memancing. Kita tahu bagaimana
cara menjadi penjala manusia, dan itu bagus, jangan menyerah dalam
hal itu—kita perlu memiliki mentalitas seorang penjala. Tetapi, kita
bergerak menuju suatu musim menuai di mana kita perlu memiliki
mentalitas jala.

Yesus sedang berkata kepada Gereja-Nya, tebarkan jalamu
ke samping kanan perahu. Mungkin Anda belum melihat tuaian,
mungkin selama tahun-tahun ini Anda pergi dan mungkin Anda
berada dalam kegelapan dan Anda tidak melihat tuaian yang ingin
Anda lihat di dunia Kaum Kedar. Yesus berkata agar kita menebarkan
jala kita, melakukan hal-hal tidak lazim yang Anda pikir mustahil.
Yesus berkata:
Dengan perintah-Ku, dan karena ini adalah musim yang
tepat, dan karena Aku berdiri di sini dan berkata agar kau
melakukannya, tebarkan jalamu ke samping kanan perahu,
maka akan ada tuaian jiwa yang sangat banyak, sehingga
kau tidak akan sanggup membawa jalamu ke pantai dan
membawanya kepada-Ku.
Kau akan perlu memanggil saudara-saudaramu dan Gereja-
Gereja lain, dan mereka semua akan bekerja sama. Semuanya
akan bersatu untuk satu tujuan bersama, demi tuaian bangsabangsa,
demi tuaian para Kaum Kedar, demi umat manusia.
Dan bawalah mereka semuanya dengan instruksi dari Roh
Kudus, karena ada suatu anugerah ilahi, anugerah pra-kejayaan,
pada masa ini dan pada musim ini kau akan melihat jiwa-jiwa
dimenangkan secara suprantural oleh kuasa Roh Kudus! Dan
itu akan terjadi. Itu akan terjadi.
Allah berkata kepada saya bahwa seluruh generasi umat Kaum
Kedar akan datang ke Kerajaan Allah. Rata-rata usia populasi di dunia
Kaum Kedar adalah di bawah 35 tahun. Sebagian besar dari mereka
berusia di bawah 30 tahun. Dengan kata lain, lebih dari semilyar
Kaum Kedar yang lebih muda dari rata-rata usia kelompok itu.
Jangan remehkan populasi orang-orang muda.
Sebagai contoh, orang-orang muda di Perancis mengalami disilusi
(kekecewaan karena ternyata apa yang mereka yakini itu tidak sebagus
yang mereka kira). Banyak imigran Kaum Kedar yang tinggal di suatu
daerah pinggiran kota, dan mereka mengalami kekecewaan yang
begitu besar karena orang-orang muda mereka tengah mengalami
krisis karena apa yang sedang Allah lakukan di sana. Ada suatu
kriris dalam Kaum Kedar. Orang-orang muda bertanya, “Ada apa
dengan Kaum Kedar? Agama, peraturan-peraturan, dan terorisme
ini—inikah Kaum Kedar?”
Ada suatu cobaan yang besar, dan musuh begitu bernapsu untuk
merekrut orang-orang muda ke dalam terorisme, karena mereka tidak
memiliki harapan atau arah. Musuh mencoba membujuk mereka
untuk melakukan kekerasan, menimbulkan berbagai problem, dan
melakukan segala macam teror karena dalam lingkungan itu mereka
menemukan penyebab dan tujuan. Kepada penganut kepercayaan
Kaum Kedar muda dikatakan bahwa jika mereka melakukan hal ini
dan mati, atau melakukan jihad dan mati dalam Perang Suci, mereka
akan masuk Surga karena Allah akan senang dengan apa yang
mereka lakukan itu.
Jika tidak, mereka harus menyenangkan hati Allah melalui amal
ibadah mereka, kemudian mereka akan mendapatkan pahala berupa
72 perawan. Banyak sekali Kaum Kedar muda yang tidak memiliki
orang yang percaya kepada mereka. Mereka mengalami disilusi, dan
mereka percaya bahwa mereka memiliki pilihan untuk ke Surga.

Mereka ada di lembah penentuan.
Karena mayoritas umat Kaum Kedar berusia di bawah 35, musuh
mencoba untuk menggagalkan rencana Allah. Setiap kali Allah
memiliki suatu rencana untuk seseorang, sekelompok orang, suatu
bangsa, atau suatu Gereja, maka sedini mungkin musuh berusaha
menggagalkan rencana-Nya. Itulah mengapa Gereja harus bersatu
dan melindungi rencana Allah yang mulai dilaksanakan. Kita harus
bersatu agar kita dapat menjadi suatu kekuatan yang lebih besar.

Bagaimana Ini akan Terjadi?
Sebelum saya bertanya kepada Bapa, “Bagaimana itu akan
terjadi?” Dia mengajukan suatu pertanyaan yang mengejutkan saya.
Saya sedang berjalan ke ruang tengah di rumah kami, ketika Dia
bertanya, “Maukah kau pergi ke umat-Ku itu?” Saya bahkan tidak
tahu mengapa dia menyebut mereka umat-Nya, sampai saya melihat
beberapa hal ini. Berdasarkan penciptaan, semua adalah umat-
Nya. Tetapi berdasarkan destiny, Allah melihat ke masa depan dan
menyebut mereka umat-Nya—yang memberitahukan dari mulanya
hal-hal yang belum ada seolah itu sudah ada, karena itulah cara kerja
Allah kita (Yesaya 46:10). Allah tidak hidup dalam batasan waktu.
Dia hidup dalam kekekalan, yang tidak memiliki waktu—semuanya
adalah sekarang.
Itulah mengapa ketika Anda ke Surga, Anda mendengar “Kudus,
Kudus, Kudus, seluruh bumi penuh dengan kemuliaan Tuhan.” (Lihat
Yesaya 6:3). Ketika kita naik ke suatu ketinggian rohani di mana
Allah ada, maka kita akan mulai melihat dunia seperti Dia melihatnya.
Ketika kita melihatnya, itu akan seperti Dia melihatnya, serta seperti
ketetapan dan pernyataan-Nya—sementara kita menyesuaikan diri
dengan cara Allah. Allah sedang menyatakan sesuatu tentang umat
Kaum Kedar. Dia mulai berbicara kepada saya dari hati-Nya tentang
tujuan hidup umat Kaum Kedar. Sekarang kita kembali pada respons
saya:
Saya berkata, “Tuhan, aku tidak mau seperti Petrus, sejauh yang
aku tahu, aku akan melakukan apa pun yang Kau ingin agar aku
lakukan.”
Kemudian Dia mulai membuka hati saya dan berbicara kepada
saya dan menunjukkan hati-Nya pada saya serta rencana-Nya bagi
umat Kaum Kedar. Dia menunjukkan kepada saya bahwa Gereja
harus berdiri bagi Ismael. Ada hal-hal yang akan terjadi di hari-hari
akhir ini, dan ya, akan ada murka dan penghakiman. Tetapi sekarang
ini masih ada waktu untuk kasih karunia. Ini adalah suatu musim
yang darurat di mana Gereja perlu bergerak keluar dan memberitakan
kasih karunia Allah kepada mereka.
Dia berkata kepada saya, “Banyak yang takut pada mereka, dan
dari antara orang-orang yang Aku panggil dan Aku utus banyak
yang ketakutan dan mundur. Maukah kau pergi kepada umat-Ku
itu?” Itulah hati Allah bagi mereka; saya merasakan kasih-Nya kepada
mereka. Kasih yang Dia miliki terhadap orang-orang itu jauh lebih
besar dari yang dapat saya bayangkan. Kasih itu begitu murni, begitu
dekat dengan-Nya. Dan gambaran yang saya miliki terhadap mereka
serta pengalaman yang saya miliki sebagai seorang Kaum Kedar
sangat asing terhadap hal ini. Tetapi hati Allah itu penuh kasih.
Dan saya berkata, “Tuhan, sejauh yang aku tahu, aku akan pergi.”
Selama percakapan saya dengan Tuhan tentang bagaimana itu
akan terjadi, Dia memberitahu saya lima hal yang akan Dia lakukan
pada hari-hari ini untuk bekerjasama dengan Gereja sehingga tuaian
yang begitu banyak itu akan terjadi. Saya akan membicarakan lebih
lanjut lagi tentang lima hal itu, kemudian saya akan sampaikan tentang
strategi keseluruhan yang saya lihat sedang Allah gunakan.
1. Tembok Roh
Hal pertama yang Allah sampaikan kepada saya adalah: ada
sebuah kubu di alam roh yang membuat Injil tidak dapat sampai
kepada umat Kaum Kedar. Dia memberi gambaran bahwa tembok itu
seperti gerbang kuat yang berdaun-pintu dua, ini adalah gerbang kuno
yang digunakan oleh raja-raja untuk menyembunyikan harta benda
mereka. Gerbang itu terbuat dari besi, dilapis dengan kuningan, dan
ada kuncinya. Tidak ada seorang pun yang dapat masuk, gerbang itu
ditutup, dan ada penjaganya. Allah mengatakan kepada saya bahwa
kita telah bergerak memasuki suatu masa di mana Dia akan segera
membuka gerbang berdaun-pintu dua yang telah menghalangi Injil
dari negara Kaum Kedar secara keseluruhan. Dia berkata, “Aku akan
segera meruntuhkan tembok Kaum Kedar itu, dan Gereja harus siap
dan bersiap menyambut tuaian ini. Seperti tembok komunisme
yang runtuh, tembok Kaum Kedar akan segera runtuh.” Dan Roh
Kudus berkata, “Aku akan membuatmu mengetahuinya, sebenarnya
di alam roh itu sudah runtuh. Tinggal tunggu waktunya saja untuk
melihatnya di alam jasmani, dan tidak lama lagi, itu akan menjadi
rahasia umum.”
Jadi, itulah salah satu alasan mengapa selama bertahun-tahun,
umat Kaum Kedar begitu sulit dijangkau dengan Injil. Sekarang Allah
mengatakan, “Aku akan berjalan di depanmu. Aku akan berjalan
di depan Gereja. Aku yang membuka jalan; gerbang itu tidak akan
tertutup lagi.” Dia akan segera membukanya, dan Dia berkata bahwa
orang-orang akan berhamburan keluar, dan harta karun yang
tersembunyi dalam kegelapan juga akan muncul. Tetapi kita juga harus
pergi kepada mereka. Itulah hal pertama yang Allah sampaikan kepada
saya tentang apa yang akan terjadi.
2. Media
Hal kedua yang Allah bicarakan pada saya adalah tentang strategi—
tentang media. Dia berkata, “Aku akan menggunakan media secara
besar-besaran. Itu berarti televisi, satelit, Internet, radio, setiap sarana
komunikasi—film, apa pun yang kau bisa.” Allah akan menggunakan
semua metode komunikasi apa pun untuk menjangkau umat-Nya,
tetapi akan ada sesuatu yang melebihi itu. Secara peribadi, Gereja
akan pergi kepada orang-orang, tetapi ada sesuatu yang lebih lagi
dari itu. Allah berkata bahwa Dia akan menggunakan televisi dan
media secara masal di dunia Kaum Kedar secara global. Televisi dan
media akan mendapatkan undangan dan pintu masuk melalui kunci
“firaun-firaun” di dunia Kaum Kedar kepada bangsa-bangsa Kaum
Kedar.

Allah akan membuka jalan yang istimewa untuk media dan televisi,
dan Dia berkata bahwa Dia akan menggunakannya. Itulah salah satu
alasan mengapa saya dan istri saya menjawab panggilan untuk
memasuki dunia media. Kami percaya bahwa media Kerajaan Allah
adalah kunci utama yang akan Allah gunakan untuk menjangkau
massa. Ini bukan satu-satunya kunci, tetapi ini adalah kunci yang
penting. Allah memberi saya suatu ayat firman Tuhan tentang ini,
tepatnya tentang bagaimana Dia akan menggunakan televisi, serta
strategi televisi dan media. Itu ditemukan dalam Kisah Para Rasul
10:44, “Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus
ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.”
Dia berkata bahwa ketika para pria dan wanita berbicara, Roh
Kudus akan turun atas mereka yang mendengar pemberitaan Firman
itu. Dapatkah Anda membayangkan tentang satu keluarga Kaum Kedar
yang sedang duduk-duduk di rumah mereka dan menonton televisi?
Mereka menyaksikan acara kami (kemungkinan besar karena saya
memiliki nama Kaum Kedar) dan menyimaknya. Dapatkah Anda
membayangkan keluarga itu menontonnya, dan Roh Allah turun atas
mereka dan memenuhi mereka dengan Roh Kudus? Dan mereka
mulai berdoa dalam bahasa lidah dan menyatakan bahwa Yesus
adalah Tuhan? Itu adalah acara yang sangat bagus untuk membawa
banyak orang kepada Kristus.
Itulah yang terjadi dalam Kisah Para Rasul 10:44 di rumah
Kornelius. Inilah teladan dari Alkitab. Ada sesuatu yang luar biasa
tentang Bapa kita; Dia adalah Allah yang kebesaran-Nya begitu luar
biasa. Itu berarti bahwa Dia tidak akan melakukan hal yang kurang
hebat jika dibandingkan yang pernah Dia lakukan sebelumnya.
Izinkan saya menyampaikan suatu kesaksian kepada Anda tentang
strategi Allah dalam menggunakan media. Seorang pria merekam
sepenggal dari acara televisi kami dengan telepon genggamnya—dia
hanya merekam sepenggal kecil dari kesaksian saya. Kemudian dia
mengundang teman baiknya (yang adalah seorang Kaum Kedar) untuk
bertandang ke rumahnya. Dia menunjukkan telepon genggamnya itu
dan memutar kesaksian di televisi itu untuk dilihat temannya. Hadirat
Allah datang ke ruangan itu, dan sang Kaum Kedar itu pun memberikan
hatinya kepada Yesus. Sekarang dia sudah ke Gereja.
Ditembus oleh hadirat Allah
Pemuda itu menelepon saya dan menceritakan apa yang terjadi.
Saya menjadi begitu bersemangat, tidak pernah terpikirkan oleh
saya untuk menggunakan telepon genggam untuk hal seperti itu!
Pemuda itu berkata, “Saya masuk, menyaksikan acaranya, merekamnya
sedikit, lalu pulang, dan orang itu diselamatkan.” Setelah itu, dia
menggunakan banyak video, berbagai sarana, dan buku-buku dari
kami, dan dia membawa banyak Kaum Kedar kepada Tuhan di
Ontario.
Saya katakan kepada Anda bahwa harinya akan tiba; jika Anda
mengajukan pertanyaan seperti yang ditanyakan nabi-nabi, “Apakah
suatu bangsa akan dilahirkan dalam satu kali?” (Yesaya 66:8). Apakah
suatu negeri akan diubah hanya dalam satu hari? Saya katakan
kepada Anda, jawabannya adalah “Ya.” Bangsa itu adalah bangsa
Kaum Kedar.
Artinya, dalam waktu yang singkat akan ada suatu kegerakan
yang luar biasa. Itu akan membuat dunia tercengang dan berdecak
kagum. Dunia sekuler akan mengarahkan minatnya ke situ, dan
mereka akan berkata, “Wow, siapakah Bapa yang sudi menjangkau
orang-orang seperti itu dengan cara seperti ini, orang-orang yang
kita pikir paling buruk—aku ingin tahu siapakah Bapa ini!”
Itu akan membangkitkan suatu jeritan dalam generasi itu karena
ada banyak orang muda—satu generasi secara keseluruhan, yang
suka memberontak dan berpikir bahwa mereka dicampakkan. Mereka
merasa terhilang dan berkata, aku ingin tahu siapakah Bapa ini!
Umat Kaum Kedar memberikan perhatian yang khusus pada
pewahyuan pengetahuan, karena seluruh konsep mereka tentang
Kitab Suci Kaum Kedar itu berdasarkan pada Wahi, yang berarti
“pewahyuan atau diwahyukan.” Mereka percaya bahwa Kitab Suci
Kaum Kedar diwahyukan kepada Nabi mereka—nabi dalam Kaum
Kedar—oleh malaikat Jibril (Gabriel). Mereka memberi perhatian
khusus pada pewahyuan. Jadi, ketika Allah mulai membicarakan
lebih jauh lagi pada saya tentang Kisah Para Rasul 10:44, Dia berkata,
“Hidup dan pewahyuan firman-Ku akan bergerak mendahului
gelombang di udara ketika kau akan berbicara, ketika para pria
dan wanita akan segera berbicara, itu berarti kalian akan berbicara
dengan Roh Allah.
Yohanes 1:4 berkata, “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah
terang manusia,” adalah reputasi Yesus. Anda dapat memiliki terang,
yaitu kebenaran dan pengetahuan, tetapi jika Anda tidak memiliki
hidup, apa bedanya Anda dengan agama-agama lain? Semua orang
memiliki terang dan pengetahuan—sebagai seorang Kaum Kedar saya
memiliki terang dan pengetahuan. Tetapi Alkitab memperingatkan
kita dalam Lukas 11:35, “Karena itu perhatikanlah supaya terang
yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.”
Dan Matius 6:23 mengatakan, “Jika terang yang ada padamu
gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!” Jadi, hanya memiliki terang,
pengetahuan, dan pengertian saja tidaklah cukup. Kita harus memiliki
hidup yang dari Allah, yang merupakan suatu hak istimewa bagi
orang-orang yang percaya kepada Yesus.
Kita memiliki hidup yang ada dalam diri setiap kita, dan kita
terhubung pada pokok anggur sejati, yaitu Yesus. (Lihat Yohanes
15:5). Kita menerima Roh Allah, Dialah hidup yang memberi kita
makanan rohani. Itulah “berbicara dengan pewahyuan.” Yang saya
maksud bukan menyampaikan informasi, karena ada begitu banyak
informasi yang dihembuskan ke benak orang-orang. Inilah hari-hari
pewahyuan di mana Roh pewahyuan itu akan turun atas Gereja, dan
roh hikmat akan menyampaikan hikmat Allah hingga para penguasa
di udara dan kuasa-kuasa kegelapan lainnya akan melihat hikmat
Allah kita.

Pewahyuan harus diberitakan; hidup yang dari Allah harus
diberitakan! Tetapi yang Allah inginkan adalah pewahyuan yang
merupakan kunci dari apa yang akan terjadi. Itu adalah iluminasi
(penjelasan) dari pewahyuan mereka. Iluminasi terang itu bagus,
tetapi iluminasi yang dimaksud di sini adalah “memancarkan cahaya
dari sesuatu—suatu sumber.” Itu adalah iluminasi dari hidup Yesus;
kemudian itu akan menjadi suatu terang bagi semua orang yang
tersesat dalam kegelapan.
3. Mimpi dan Penglihatan
Hal ketiga yang Allah sampaikan pada saya ketika saya bertanya
pada-Nya, “Bagaimana itu akan terjadi?” adalah mimpi dan penglihatan.
Saya percaya Allah mengatakan, “Aku akan memberikan mimpimimpi
dan penglihatan-penglihatan tentang Yesus bagi umat Kaum
Kedar. Mereka akan melihat seorang lelaki berpakaian putih, dengan
lubang di kedua tangan-Nya, dan Dia akan berkata, ‘Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup.’ Mereka akan ingin mengetahui siapakah
orang itu.”
Seperti yang mungkin telah Anda baca pada bab sebelumnya,
mereka akan pergi mengetuk pintu Rumah Ibadah mereka, ke tempattempat
kerja mereka, ke pasar, dan mereka akan datang ke Gereja
dan bertanya, “Siapakah Orang itu? Aku tidak bisa mengusir Dia
dari pikiranku. Dia telah menjadikan aku tawanan-Nya.”
Dan Gereja akan dapat berkata, “Ini Yesus!”

Allah memberikan suatu mimpi kepada Firaun, yang membuat
dia gelisah dan berupaya mencari kebenarannya. Mimpi itu begitu
mencengkeram pikirannya sehingga dia memanggil Yusuf dari
penjara untuk mendapatkan pengertian tentang kebenaran dari
mimpi itu (Kejadian 41:14).Dalam dunia bisnis dan pemerintahan
di dunia Kaum Kedar, ada orang-orang seperti Firaun yang akan Allah
jangkau melalui mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan tentang
Yesus. Mereka akan menjadi sarana-sarana utama dalam menciptakan
pijakan bagi Injil untuk menjangkau ke balik pintu-pintu yang
tertutup. Yusuf dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk mengakses
hikmat Allah, dan sebagai Gereja-Nya, kita harus bersiap dan
menempatkan diri untuk bergerak bersama Allah. Mungkin Anda
telah mendekam dalam penjara bersama suatu mimpi yang belum
terwujud, dengan masa depan yang tidak menentu, tetapi Allah akan
segera membawa Anda keluar menuju ke suatu tempat yang
berkelimpahan, di mana karunia Anda akan dibutuhkan oleh Firaun-
Firaun di dunia. Untuk itulah Anda telah dipersiapkan, karena
seluruh hidup Anda akan termanifestasikan di hadapan Anda.
Allah sedang berbicara kepada orang-orang melalui mimpi-mimpi
dan penglihatan-penglihatan tentang Yesus untuk menarik perhatian
mereka.
Allah sedang berbicara melalui mimpi-mimpi
dan penglihatan-penglihatan tentang Yesus
Kita hidup dalam suatu dispensasi dari perjanjian yang baru di
mana Allah menaruh hukum-Nya ke pikiran dan hati umat-Nya
(Yeremia 31:33). Roh Kudus, yang berbicara melalui Petrus,
mengingatkan kita tentang suatu firman Tuhan:

Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman
Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan
bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatanpenglihatan,
dan orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan
akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka
akan bernubuat (Kisah Para Rasul 2:17-18).
Dalam Kitab Kisah Para Rasul dan Yoel 2:28-29 Allah berkata,
“Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, orangorangmu
yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan
mendapat penglihatan-penglihatan. Anak-anakmu laki-laki dan
perempuan akan bernubuat.” Apakah salah satu cara Allah adalah
memberikan penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi kepada
orang-orang tidak percaya? Ya! Firaun mendapatkan suatu mimpi
pada zaman Yusuf. Dia menjadi gelisah; mimpi itu mencengkeram
kesadarannya dan menawan dia.
Izinkan saya memberi Anda suatu contoh tentang seorang Kaum
Kedar (wanita Kaum Kedar) yang diubahkan melalui suatu penglihatan
tentang Yesus. Suatu hari, seorang Kaum Kedar menelepon
kami dari Alberta. Dia berkata bahwa dia sudah berdoa dan berdoa,
dan suatu hari dia berseru kepada Yesus, dan Dia muncul dalam
kamarnya. Dia memberikan hatinya kepada Yesus. Dia menceritakan
tentang itu kepada suaminya, dan sang suami meninggalkan dia dan
membawa kedua anak mereka bersamanya. Akhirnya, kedua anak
itu kembali kepadanya, tetapi kemudian saudara iparnya mengancam
untuk membunuhnya atas keputusannya untuk menerima Kristus.
Wanita ini menelepon dan berkata, “Saya tidak takut karena saya
kenal Yesus! Mereka tidak dapat menyentuh saya, karena saya tahu
kebenaran Yesus dan Dia adalah jalan dan hidup, dan Dia adalah
Tuhan saya. Saya tidak takut pada apa yang mereka katakan pada
saya. Dapatkah Anda membantu saya untuk menemukan sebuah
Gereja? Dapatkah Anda membantu saya untuk datang ke sebuah
Gereja? Tolong, saya perlu ke Gereja.”
Istri saya, yang pelayanan khususnya adalah melayani para
Kaum Kedar, berbicara kepadanya. Istri saya bertanya padanya,
“Apakah Anda sudah menerima Roh Kudus?”
“Saya bahkan belum pernah mendengar tentang Roh Kudus,”
kata wanita itu. Dia mengasihi dan percaya kepada Yesus hanya
karena dia mendapatkan mimpi dan penglihatan.
Saya mencari, dan saya senang karena saya menemukan satu
Gereja di kotanya yang mengatakan pada saya bahwa mereka
memiliki pelayanan bagi wanita Kaum Kedar. Saya gembira karena
sepertinya Gereja ini siap untuk menyambut tuaian. Kemudian mereka
mengatakan kepada saya bahwa mereka memiliki suatu “pelayanan
kerajinan tangan” bagi para wanita Kaum Kedar.
“Pelayanan kerajinan tangan? Situasi ini di luar pelayanan kerajinan
tangan. Sekarang ini mereka mencoba membunuh wanita ini, berikut
anak-anaknya juga, dan wanita ini tidak peduli. Dia mengasihi
Yesus, dan ia menginginkan Firman. Dia bersedia pergi dan memberitakan
injil dan menjadi martir bila perlu. Dia mau melakukan
apa pun yang Yesus katakan. Dia hanya membutuhkan pertolongan,
seseorang yang dapat mengajar dia.”
Saya tidak menentang pelayanan kerajinan tangan, tetapi kita
harus mengerti keseriusan hari-hari ini. Apakah Yesus berkata,
“Pergilah kau ke seluruh dunia, beritakan Injil Kerajaan Surga,
tumpangkan tanganmu ke atas orang-orang sakit, usirlah roh-roh
jahat, bangkitkan orang mati … dan buatlah kerajinan tangan ke
mana pun kau pergi”? Kita harus lulus dari Crafts 101 dan dapat
melayani orang-orang lain mereka tentang hidup yang dari Allah.
Itu akan membutuhkan pelatihan dan perlengkapan.

Ada dua hal yang Gereja doakan. Pertama, Gereja harus berdoa
agar Allah akan membangkitkan kembali jerit tangis yang ada di hati
wanita Kaum Kedar. Bagaimana jerit tangis itu akan dibangkitkan?
Ketika Roh Kudus bergerak dengan membawa pewahyuan dan kuasa
Firman-Nya, itu akan melepaskan jeritan yang telah dilahirkan
dalam ruang doa kemuliaan-Nya, oleh orang-orang yang berdoa dan
bersyafaat dan menyerahkan diri mereka kepada Roh Allah.
Ketika doa itu dijawab, hal kedua yang harus Anda doakan adalah
agar Allah akan membuka mata Ismael, supaya dia dapat melihat
Yesus dan mengenal siapa Dia. Doa yang strategis lebih baik
daripada doa yang umum—doa yang umum mungkin akan menghantar
Anda selangkah lebih maju dan membawa Anda menuju doa yang
strategis, tetapi doa yang strategis akan membawa Anda ke tempat
yang penuh kemenangan.
Doa adalah seperti berselancar, papan selancarnya terbuat dari
firman Allah. Dengan papan selancar itu, Anda mulai berselancar di
atas gelombang Roh Kudus. Jika Anda tidak memiliki firman untuk
Anda pakai berselancar, maka Anda akan sulit untuk berselancar di
atas laut Roh.
Dengan firman Allah sebagai papan di bawah kaki Anda, maka
Anda akan dapat berselancar di atas setiap ombak, bahkan ombakombak
yang lebih besar dan lebih tinggi, dan Anda dapat berpetualang
dengan berdoa dalam Roh dan melihat segala sesuatunya tergenapi.
Dalam hal ini, strategi-strategi kunci dan pewahyuan memegang
peranan yang penting.
Ada beberapa pendeta yang menelepon kami sepanjang waktu,
dan memberitahu kami bahwa ada orang-orang Kaum Kedar yang
datang ke Gereja mereka dan diselamatkan, dan mereka mulai
membaca Alkitab selama dua atau tiga jam setiap pagi—dan sang
pendeta tidak pernah mengatakan kepada mereka untuk melakukan
itu. Mereka berkata kepada sang pendeta, “Kami berangkat kerja
pada pukul 9. Jadi kami bangun pada pukul 5 pagi dan membaca
Alkitab selama 2½ jam, suami dan istri bersama.”
Sang pendeta bertanya kepada mereka, “Mengapa?”
Jawab mereka: “Anda ingat waktu Anda berkotbah tentang
perpuluhan? Saya pikir, jika saya akan mengembalikan perpuluhan
kepada Tuhan dari uang saya, mengapa saya tidak memberikan
waktu saya juga?”
Kemudian mereka mengajukan banyak pertanyaan tentang
firman Allah, yang tidak dapat dijawab oleh sang pendeta. Pendetapendeta
itu menelepon saya, dan saya juga tidak tahu jawabanjawabannya
karena pola pikir mereka berbeda, mereka berasal dari
tempat yang berbeda, dan pertanyaan mereka terkait dengan (dan
berkisar pada) tempat yang berbeda itu. Agar kita dapat menghadapi
isu-isu yang diperhadapkan oleh orang-orang percaya baru yang
eks Kaum Kedar, maka kita harus mendapatkan pelatihan dan
pembekalan yang cukup. Dan itulah salah satu alasan mengapa kami
memulai pelayanan kami.
Seorang pendeta lain menceritakan pada saya tentang seorang
pemuda Kaum Kedar yang mendapatkan suatu mimpi yang sama
selama beberapa malam berturut-turut. Beberapa orang ada yang
mendapatkan mimpi yang harfiah dan mengalami perjumpaan
dengan Yesus, tetapi ada beberapa orang lainnya yang melihat halhal
simbolik yang mengawali perjalanan yang membetot pikiran
mereka untuk mencari Yesus. Jenis mana pun mimpi mereka, itulah
keputusan Allah tentang bagaimana Dia menghendaki itu terlaksana
oleh Roh-Nya. Pemuda Kaum Kedar ini mencari jawaban dari
mimpinya, jadi dia datang ke pintu Gereja, mengetuknya, dan
mengatakan kepada sang pendeta bahwa dia memiliki beberapa
pertanyaan bagi sang pendeta. Mereka duduk bersama, dan dia
menceritakan mimpinya kepada sang pendeta.
Dia berkata, “Dalam mimpi itu, saya melihat sebuah pagar yang
sangat besar dan tinggi. Ketika saya mencoba mendaki pagar itu,
saya jatuh ke tanah, lalu saya bangun. Saya mencoba mendaki lagi,
dan jatuh ke tanah lagi. Saya terus mencobanya, dan saya menjadi
putus asa. Saya tahu bahwa saya harus pergi ke balik pagar itu, tetapi
saya tidak bisa, karena saya terus jatuh ke tanah. Saya harus
sampai ke balik pagar itu, dan saya tidak tahu bagaimana caranya.
Saya tahu bahwa ini mimpi dari Allah, dan saya tahu bahwa Allah
sedang berusaha menyampaikan sesuatu kepada saya. Dapatkah
Anda membantu saya menafsirkan arti mimpi ini?”
Roh Allah memberikan penafsirannya kepada sang pendeta, dan
dia berkata, “Anda mencoba sampai ke seberang pagar, yang adalah
Surga, dan Anda mencoba melakukannya dengan upaya Anda
sendiri. Itulah mengapa Anda selalu jatuh, karena Anda tidak cukup
baik untuk sampai ke sana dengan upaya Anda sendiri. Tetapi Anda
dapat sampai ke Surga melalui anugerah dari Tuhan Yesus Kristus.”
Sang pendeta pun memberitakan Injil kepada pemuda Kaum Kedar
itu, dan sang pemuda meminta waktu untuk berpikir. Dia pulang
dan datang lagi dengan lima teman Kaum Kedarnya—akhirnya,
semuanya lahir baru, dibaptis, dan sekarang sudah berjemaat di
Gereja itu. Di kantor kami, kami terus mendengar cerita demi cerita
semacam itu. Dan sekarang, cerita-cerita itu bukan hanya berskala
nasional, tetapi juga global.
Dari data statistik yang terkini, di seluruh dunia, cara nomor
satu bagi seorang Kaum Kedar untuk datang kepada Yesus adalah
melalui mimpi atau penglihatan; dan saya ingin menyatakan ini
kepada Anda: contoh-contoh itu akan semakin banyak. Itulah kebesaran
supernatural Allah dan kuasa Allah, bukankah itu menarik? Itu
bukan hasil kerja kita. Kita hanya bekerjasama dengan Roh Allah.
Dialah yang membuat itu terjadi. Kami memiliki kesaksian demi
kesaksian dari terjadinya hal-hal menarik seperti ini.

Dan yang memanggil kita bukan hanya para Kaum Kedar; orangorang
Hindu juga. Allah menghendaki semua bangsa. Allah menghendaki
semua bangsa yang tidak mengenal Allah. Seorang wanita
Hindu menelepon dan mengatakan bahwa ketika dia masuk ke rumahnya,
dia melihat seorang lelaki sedang duduk di sofa ruang tengahnya,
lelaki itu mengenakan baju putih yang bersinar. Ketika dia melihat
lelaki itu, rasa takut akan Tuhan pun melingkupi dia, dan dia tidak
tahu apa yang harus dia lakukan. Dengan perasaan galau yang
bercampur aduk, dia berjalan keluar. Kemudian dia berlari masuk
kembali, dan Lelaki itu sudah tidak kelihatan lagi. Dia tahu bahwa
itu adalah Yesus.
“Saya perlu Yesus.”
Kemudian dia pergi ‘berputar-putar’ di kotanya—lihatlah
kepolosannya—selama empat bulan, di berbagai tempat dia mencaricari
orang yang bernama Yesus ini, karena dia tidak mengerti.
“Di mana orang yang bernama Yesus ini? Saya perlu Yesus.” Dan
akhirnya dia datang ke suatu tempat di mana dia melihat sebuah
Salib, dan dia berpikir bahwa itu pasti ada hubungannya dengan
Yesus. Dia pulang ke rumahnya, dan menangis, berseru kepada
Allah, “Yesus, Kau di mana? Aku sudah mencari-cari Engkau; aku
sudah mati-matian mencari-Mu. Aku pergi ke semua tempat. Aku
tidak bisa menemukan-Mu. Yesus, Kau di mana?”
Dan Yesus menampakkan diri di ruangan itu, memegang
tangannya, dan dia pun disembuhkan dari sakitnya. Dia memberikan
hatinya kepada Yesus, kemudian dia membawa 70 anggota
keluarganya kepada Tuhan. Dia lahir baru dan memiliki roh yang
menyala-nyala bagi Tuhan.

Semuanya itu terjadi belum lama ini. Laporan berikut ini datang
dari Mesir, benar-benar ditayangkan di televisi Mesir, dan menjadi
tayangan yang dilarang di negara-negara Kaum Kedar. Seorang
misionaris menceritakannya pada saya, dan saya akan menceritakannya
kepada Anda. Seorang lelaki Kaum Kedar membunuh istrinya,
menguburnya, dan juga menguburkan kedua anak perempuan
mereka hidup-hidup. Salah satu anak perempuannya berumur 8 tahun,
dan yang satu lagi masih bayi. Dia menguburkan mereka, lalu pergi.
Lima belas hari kemudian, pamannya meninggal, dan ketika mereka
memakamkan jasad sang paman di pemakaman yang sama, mereka
menemukan kedua anak perempuan tadi masih hidup. Ini menimbulkan
kegemparan besar.
Kemudian seorang pembawa acara wanita yang mengenakan
burka (hanya matanya yang kelihatan) mewawancarai anak perempuan
berumur 8 tahun itu untuk suatu televisi Mesir. Sang gadis cilik
ditanya bagaimana dia bisa bertahan hidup setiap harinya, apa yang
dia alami?
Si gadis cilik pun menjawab, “Setiap pagi ada seorang lelaki
berbaju putih datang. Kedua tangannya berlubang, dan Dia membangunkan
ibuku sehingga dia dapat menyusui adik bayiku. Setiap
hari Dia membawakan makanan untukku.”
Wanita yang mewawancarai itu berkata, “Sepertinya lelaki itu
adalah Yesus yang pernah kita dengar, dan Dia memiliki lubang
di kedua tangan-Nya. Mungkin dia benar-benar mati seperti yang
mereka katakan … ” Kemudian mereka memotong tayangan itu,
dan yang tampak di layer televisi hanya gelap. Sekarang kedua anak
perempuan itu tidak dapat ditemukan, dan ini adalah bagian dari
tantangan dalam membongkar kelanjutan kisah itu, tetapi mereka
belum berhasil melakukannya, karena kedua anak perempuan
itu belum dapat ditemukan. Kisah ini telah didokumentasikan
sejauh orang-orang mendengar tentang kisahnya. Beberapa orang
mendengarnya di radio, beberapa melihatnya di televisi. Saya
mendengar ini secara pribadi dari beberapa misionaris di Mesir yang
saya kenal dan saya percayai, juga dari beberapa misionaris dan
hamba Tuhan lainnya.
Seorang lelaki berbaju putih memberi makan
kami setiap hari
Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Yesus memiliki reputasi
tersendiri di Timur Tengah. Itu sungguh menakjubkan. Gereja
memiliki satu reputasi di dunia, tetapi Yesus memiliki reputasi-Nya
sendiri di Timur Tengah. Seharusnya itu adalah reputasi yang sama.
Seharusnya begitu, dan puji Tuhan, suatu hari nanti itu akan terjadi.
Itu akan terjadi; itu akan tergenapi.
4. Kemuliaan Allah
Hal keempat yang Allah katakan pada saya adalah bahwa
kemuliaan-Nya, yaitu Kabod Allah, akan dimanifestasikan di antara
umat Kaum Kedar dan di antara bangsa-bangsa, orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Sekarang saya harap kita semua mengerti
bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang, apa yang akan Dia
lakukan untuk seseorang, akan Dia lakukan juga untuk orang lain.
Hati Allah adalah untuk semua bangsa, untuk semua orang yang
tidak mengenal Allah, untuk Gereja. Dia mengasihi Gereja, dan Dia
mengasihi bangsa Israel. Kita akan membicarakan semuanya itu
nanti—di buku ini juga, tetapi Allah tertarik pada tuaian semua jiwajiwa.
Sekarang, Dia sedang berfokus pada umat Kaum Kedar, dan
Dia memancing mereka karena Dia tahu bahwa itu akan memacu
terjadinya suatu tuaian dalam bangsa-bangsa—Dia bijaksana dalam
cara-Nya.

Untuk memenangkan jiwa, Anda harus memiliki hikmat. Untuk
menjadi seorang penjala jiwa, Anda harus belajar dari ahlinya. Dia
tahu bagaimana harus menangkap ikan dan Dia akan segera
menebarkan jala untuk membawa tuaian itu. Kemuliaan Allah harus
dimanifestasikan. Bukankah apa yang sedang Yesus lakukan di
seluruh dunia itu sungguh luar biasa? Itu adalah suatu hal yang
supernatural, jangan memaksakan diri Anda sendiri. Biarkan Roh
Kudus yang melakukannya.
Kisah tentang telepon genggam? Itu karya Roh Kudus. Tidak ada
manusia yang dapat melakukan itu. Menggunakan telepon genggam
selama beberapa menit, kemudian memakainya untuk menyelamatkan
seseorang—itulah kemuliaan Allah yang menakjubkan. Dalam
Yesaya 60 ada suatu prinsip penting tentang kemuliaan; itu mengungkapkan
mengapa kemuliaan begitu penting.
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang,
dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya,
kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman pekat menutupi
bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan
kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu (Yesaya 60:1, penekanan
ditambahkan oleh penulis)
Apakah bedanya kegelapan dan kekelaman pekat? Ketika Anda
tidak memiliki cahaya dalam suatu ruangan; itulah kegelapan.
Ketika injil diberitakan, Anda menyalakan lampu, sehingga orangorang
dapat melihat. Terang datang, dan mereka mendengar Injil.
Tetapi kekelaman pekat menghalangi seseorang untuk melihat Yesus,
meskipun lampu sudah dinyalakan dan injil ada di mana-mana.
Allah memiliki jawaban bagi kegelapan dan kekelaman yang pekat.
Terang dapat mengatasi kegelapan, tetapi kemuliaan Allah mengatasi
dan kekelaman yang pekat. Inilah mengapa orang-orang merasa
prihatin ketika mereka melihat kondisi dunia atau kondisi suatu
bangsa dan melihat kejahatan. Allah memiliki suatu rencana.

Kemuliaan Allah memusnahkan kekelaman yang pekat
Ada hal-hal tertentu yang tidak akan dapat diatasi tanpa adanya
kemuliaan Allah. Itulah mengapa kemuliaan harus dimanifestasikan—
sehingga hal-hal yang lebih besar itu dapat terjadi. Hal-hal tertentu
yang lebih besar terbatas pada kemuliaan yang lebih besar dan
manifestasi dari kemuliaan-Nya. Terang mengatasi kegelapan,
kemuliaan Allah mengatasi dan kekelaman yang pekat. Dan itulah
kunci yang riil ketika kita berdoa. Sekarang bayangkan ada seorang
teman Kaum Kedar yang sedang menonton televisi, dan tiba-tiba
kemuliaan Allah memenuhi ruangannya, turun atas dia, dan dia
mendapati siapa sebenarnya Yesus. Sungguh luar biasa jika kita
melihat itu terjadi. Mungkin dia ingin melempar sepatunya ke televisi,
tetapi kemudian kuasa Allah turun ke ruangannya.

5. Mukjizat, Tanda-tanda Heran, dan Keajaiban
Hal kelima yang Allah sampaikan adalah mukjizat, tanda-tanda
heran, dan keajaiban. Lengan-lengan akan tumbuh kembali; kakikaki
akan tumbuh kembali; orang mati akan dibangkitkan, dan
kita akan melihat kuasa dahsyat yang akan melumpuhkan praktik
perdukunan. Para Kaum Kedar tidak memiliki jawaban bagi
perdukunan. Mereka tidak tahu bagaimana harus menghadapi itu.
Tetapi kuasa Yesus yang lebih dahsyat dari kuasa kegelapan itu
adalah suatu kesaksian yang luar biasa bagi Kaum Kedar.
Kami memiliki banyak pengalaman dalam hal ini dalam pelayanan
kami. Terlebih ketika kami pergi ke Pakistan dan melihat kuasa
Allah bekerja dan menaklukkan para dukun. Kuasa semacam itu
adalah kunci; kita membutuhkan kuasa itu. Kita membutuhkan
kemuliaan itu turun—kemuliaan Allah. Tanpa pertikaian, tanpa
perang; kemuliaan Allah turun, dan kuasa kegelapan itu pun ‘tamat
riwayatnya.’ Itulah mengapa kita membutuhkan kemuliaan Allah.
Mukjizat, tanda-tanda heran, dan keajaiban juga merupakan
kunci bagi apa yang Allah sedang lakukan di bumi. Kaum Kedar
bermasalah dengan gagasan membangkitkan orang mati, karena
mereka tahu bahwa satu-satunya orang yang dapat membangkitkan
orang mati hanyalah Yesus. Mereka percaya bahwa secara eksklusif
Allah telah memberikan kuasa itu kepada Yesus—itulah yang mereka
percayai. Jadi, itulah mengapa mereka percaya pada pelayanan Yesus.
Yesus melakukan berbagai mukjizat dan membangkitkan orangorang
mati. Bagi umat Kaum Kedar, melihat mukjizat-mukjizat
atau kuasa kebangkitan itu mengingatkan mereka kepada Yesus.
Jika ini terjadi pada masa ini, mereka akan terheran-heran, karena
mereka percaya bahwa hanya Yesus yang dapat melakukan ini. Dan
mereka akan semakin heran lagi, bagaimana orang yang menggunakan
nama Yesus dapat melakukan hal itu juga. Jadi, demonstrasi kuasa
kebangkitan dapat menjadi suatu kesaksian yang luar biasa bagi
Kaum Kedar.
Ada suatu alam supernatural di atas politik duniawi dan birokrasi
pelayanan. Inilah alam mukjizat, tanda-tanda heran, dan keajaiban.
Ini melibatkan lebih dari sekadar mengetahui aksi-aksi Allah, tetapi
juga jalan-jalan Allah. Anak-anak Israel tahu tentang sepak terjang
Allah, tetapi mereka tetap mati di padang gurun. Musa tahu tentang
jalan-jalan Allah dan melihat kemuliaan-Nya.
Ini adalah tentang hidup dalam alam Surga dan bertamu di bumi,
bukan hidup di bumi dan bertamu di Surga. Ini bukan suatu alam
kunjungan, melainkan alam tempat tinggal. Ini adalah suatu alam
di mana Anda melihat bumi melalui mata Surga. Ini adalah suatu
alam iman di mana Anda melihat yang tak kasat mata dan melakukan
yang mustahil. Ini adalah suatu alam di mana Anda tidak lagi
mengikuti aksi-aksi Allah, melainkan alam di mana aksi-aksi Allah
mengikuti Anda. Ini adalah suatu keadaan di mana Anda tidak
hanya sekadar di bawah awan Allah, tetapi di dalam awan Allah. Ini
tidak hanya sekadar di melihat tiang api di malam hari, melainkan
menjadi menjadi tiang api di malam hari dalam Kristus Yesus.
Para hamba-Nya harus menjadi nyala api. Ini bukan hanya tentang
mukjizat-mukjizat, tetapi ini tentang Roh Allah yang di dalamnya
Anda hidup, bergerak, dan ada.
Manusia selalu meminta Allah untuk turun ke tempat dia berada,
tetapi Allah meminta kita untuk naik ke mana Dia berada. Allah
datang ke tempat di mana kita berada, tetapi ada suatu tempat yang
lebih tinggi dalam Roh di mana Dia berada. Inilah alam di mana kita
dilahirkan dan ditentukan untuk hidup dan berjalan. Dalam alam ini
kita bernapas dengan menghirup dan memanifestasikan kehidupan
Allah. Dalam alam ini, kita tidak terkesan dengan mukjizat-mukjizat
melainkan kagum akan kebesaran Allah. Ini bukan sekadar pelataran
depan di mana kita mendengar Firman, atau ruang dalam di mana
kita berjalan dalam Firman, melainkan Ruang Maha Kudus di mana
kita menjadi Firman. Itulah di mana kita menjadi surat yang hidup
untuk dibaca semua orang.
Kita hidup dalam suatu masa di mana Allah membangkitkan
suatu generasi yang akan berbicara seperti nabi Allah sementara
kita berada dalam awan kemuliaan. Ini bukan suatu alam kata-kata
menarik yang berasal dari hikmat manusia, melainkan suatu alam
demonstrasi dan kuasa Roh Kudus. Ketika Filipus sedang berkotbah,
roh-roh jahat keluar dari tubuh orang-orang. (Lihat Kisah Para Rasul
8:6-7).
Ini adalah suatu alam di mana iblis gemetar dan lari ketakutan,
tidak dapat melawan lagi. Ini adalah suatu alam kemuliaan Allah.
Ini adalah suatu alam di mana yang terlihat bukan kita, melainkan
Yesus. Ini adalah suatu tempat rahasia di mana identitas Anda
tersembunyi di dalam Kristus sendiri. Ini adalah suatu alam di mana
manusia tidak dapat terlihat lagi, karena semua yang terlihat hanya
kemuliaan Allah. Ini adalah suatu alam di mana manusia tidak dapat
menyangkal eksistensi dan kebesaran Tuhan. Seluruh bumi akan
penuh dengan kemuliaan Allah seperti air menutupi lautan. Takdir
ilahi hadirat Allah itu tidak terukur, dan kilat Allah akan memancar
dari jiwa manusia.

Yesus berkata, beritakan Injil Kerajaan Surga, usir roh-roh jahat,
tahirkan orang-orang kusta, dan bangkitkan orang-orang mati—Anda
menerima dengan gratis, berikan juga dengan gratis (Matius 10:8).
Ada suatu dimensi di mana kuasa semacam itu datang, dan ketika
kemuliaan Allah dinyatakan dengan cara itu, ada beberapa hal di
mana kita harus berhati-hati. Setelah kemuliaan Allah ditunjukkan
dan dinyatakan, kemuliaan yang sama yang dapat membangkitkan
orang mati juga dapat membuat orang menjadi mati. Dengan jujur
dan berani, saya harus mengatakan kepada Anda bahwa keduanya
benar-benar akan terjadi.

Peran Gereja
Jadi, ada lima aspek utama tentang bagaimana doa akan bekerjasama
dengan Gereja. Tentang peran Gereja, mari kita lihat kembali
Kisah Para Rasul 9 dan mendapatkan lebih banyak pengertian
tentang mengapa Allah ingin membawa umat Kaum Kedar
masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Ketika menamai Ismael sebelum dia
lahir, ada tujuan Allah yang lebih jauh lagi. Allah tidak hanya akan
membangkitkan kembali jerit tangis Ismael dan menunjukkan wajah
Yesus kepada mereka agar mereka dapat melihat Bapa, tetapi Dia
juga ingin menggunakan Ismael untuk “mendorong” Gereja (membuat
Gereja kembali menjadi panas dalam Tuhan).

Gereja mengalami kemajuan yang baik, tetapi Allah menggunakan
Saulus dari Tarsus (ketika sudah bertobat, namanya diganti menjadi
Paulus) untuk ‘mendorong’ Gereja. Mengapa? Untuk ‘mendorong’
Gereja agar memiliki gelora cinta yang membara bagi Kristus. Allah
juga akan menggunakan Ismael untuk ‘mendorong’ Gereja saat ini
agar memiliki gelora cinta yang membara bagi Kristus. Karena apa
yang Gereja tinggalkan dalam Kristus, itu akan diambil oleh Ismael.
Ismael sudah kehausan di padang gurun selama 4.000 tahun, dan
ketika dia mencicipi air kehidupan itu, ketika dia merasakan roti
kehidupan itu, maka dia tidak akan pernah sama lagi. Dia akan mulai
melakukan apa yang Firman katakan, dan dia akan ‘mendorong’
Gereja.
‘Dorongan’ itu menusuk hati yang suam.
Apakah ‘mendorong’ itu baik? Ya. Dalam Perjanjian Baru
dikatakan bahwa hendaknya kita saling memperhatikan supaya kita
saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (lihat
Ibrani 10:24). Jadi, akan ada ‘dorongan’ kudus yang juga akan
terjadi. Mengapa ‘mendorong’ itu penting? Karena ketika Allah
‘mendorong’ kita, Dia mendapatkan perhatian kita dan membuat
kita beralih dari hati yang suam dan garis akhir yang palsu. Dia akan
menggunakan Ismael untuk ‘mendorong’ Gereja.
Ketika Anda melihat lebih dari seratus Kaum Kedar yang sedang
berapi-api dalam Allah muncul di Gereja Anda, itu akan membuat
Anda ‘terdorong’. Ketika mereka berkata, “Kami telah membawa
12 orang untuk datang kepada Tuhan minggu ini dan mereka
mengajukan banyak sekali pertanyaan—apa yang harus kami lakukan
selanjutnya?” Anda pasti akan ‘terdorong.’ Ketika mereka mengatakan
kepada Anda bahwa mereka telah mendoakan seseorang, dan tangan
buntung orang itu tumbuh Anda pasti akan ‘terdorong.’
Sekarang bagaimana?

Atau mungkin mereka berkata kepada Anda, “Kami ada masalah.
Kami tidak tahu tentang hukum mentahirkan orang mati, jadi kami
membangkitkan orang mati itu—apa yang harus kami lakukan
sekarang?”
Apakah itu akan ‘mendorong’ seseorang. Ketika orang-orang
percaya itu mengatakan kepada kita tentang perjumpaan dengan
Yesus, mungkin kita berpikir, “Tunggu, Yesus, kami harus bicara
dulu dengan kalian sebentar. Kami sudah jadi Kristen selama 20
tahun, dan kami belum pernah mengalami perjumpaan seperti yang
kalian ceritakan itu.”
Itu akan menarik perhatian kita, itu akan membuat hati kita begitu
hancur dan terkoyak sehingga kita akan menjerit kepada-Nya,
“Yesus, aku ingin Kau, Yesus. Aku membutuhkan-Mu. Yesus, aku
harus bersama-Mu. Aku harus melihat-Mu, harus mengenal-Mu,
harus mendengar-Mu. Aku harus mengenal dunia-Mu.”
Tiba-tiba saja semua hal lainnya tidak akan menjadi prioritas,
dan Yesus akan menjadi satu-satunya fokus dalam hidup Anda—di
sanalah gelora cinta itu lahir. Ketika mata dan visi Gereja sepikiran
dan berfokus pada Yesus, maka itu akan melahirkan suatu terang
dan gelora cinta dalam seluruh tubuh Gereja.
Penghibur
Allah juga akan menggunakan Ismael untuk membawakan
penghiburan dalam Roh Kudus bagi Gereja, dan menghadirkan rasa
takut akan Tuhan bagi Gereja. Ketika Saulus dari Tarsus menjadi
Paulus, Alkitab mengatakan bahwa umat Tuhan dibawa ke tingkat
yang lebih tinggi, mendapat penghiburan, dan mereka menghormati
Allah. (Lihat Kisah Para Rasul 9:31). Ismael akan digunakan …
Ismael adalah bejana pilihan bagi Yesus pada masa-masa ini, dan
Dia akan menggunakannya. Dan Dia memiliki suatu rencana bagi
Ismael. Itu akan dimulai dengan Gereja yang mengizinkan Roh
Kudus mengatur hati kita dan pola pikir kita sehubungan dengan
umat Kaum Kedar—melihat mereka melalui mata Yesus, dalam
pengertian tentang tujuan hidup mereka.
Dibutuhkan doa dan syafaat dari hati yang tulus, mengangkat
mereka ke hadapan Allah agar Allah dapat membuka mata mereka.
Apa artinya bagi Anda jika Allah membuka mata mereka? Saya tidak
berkata bahwa Anda yang akan membuka mata mereka; bahkan,
berhentilah untuk mencoba membuka mata mereka, biarkan Roh
Allah yang membuka mata mereka.
Ketika saya masih seorang Kaum Kedar, dengan gigih saya
menentang injil, tidak ada seorang pun yang dapat meyakinkan
saya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Bahkan, saya mencoba untuk
membuat orang-orang Kristen ikut menganut kepercayaan. Tetapi
kemudian saya mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup.
Dalam waktu yang singkat, saya sudah bukan Kaum Kedar yang
tidak mengenal Yesus sebagai adalah Anak Allah—mata saya mulai
dibukakan tentang Anak Allah yang hidup. Yang saya memiliki itu
lebih dari iman; saya mengetahui itu dengan segenap hati saya.
Hidup saya diubahkan pada 3 Juli 1994, ketika saya memberikan
hidup saya kepada Kristus. Saya mengalami perjumpaan, suatu
tabrakan frontal dengan kemuliaan Allah.

Orang-orang Kaum Kedar akan segera mengalami tabrakan frontal dengan kemuliaan dan kebesaran Allah kita. Sungguh agung Allah kita! Betapa mulianya Allah kita! Gereja, apakah Anda sudah siap jika saat itu tiba? Apakah Anda siap untuk musim kairos ini? Apakah Anda sudah siap untuk ikut terlibat dalam apa yang akan Allah lakukan di dunia dalam skala global?
Apakah Anda siap?

Momen Renungan
Renungkan kembali lima strategi yang telah Allah rencanakan untuk mendapatkan tuaian Kaum Kedar. Apakah Anda terkejut? Apakah pemahaman Anda tentang kasih Allah bagi semua orang sudah semakin mendalam? Dapatkah Tubuh Kristus bergerak lebih jauh dari “pelayanan-pelayanan kerajinan tangan” ke “pelayanan-pelayanan keselamatan” bagi umat Kaum Kedar yang mempertaruhkan hidup mereka untuk meninggikan nama Yesus?

9 comments:

  1. Turut berpartisipasi

    http://nubuatalkitab.blogspot.com

    Terimakasih, GBU

    ReplyDelete
  2. Setiap orang yg dipanggil Tuhan Yesus
    menjadi anak-anakNya memiliki kesaksian
    yang walaupun berbeda-beda tetapi tetap
    saja kesaksian itu semua hanya untuk
    menyatakan bahwa Yesuslah Tuhan.Dari
    perbuatannya saja kita dapat melihat
    betapa besar hikmat yg dimiliki
    sehingga anak-anaknya dapat bersaksi
    dgn cara yg berbeda-beda.Tidak seperti
    auloh si Tuhan palsu hanya menyuruh
    umatnya bersaksi dgn cuap2 dimulut saja
    tanpa ada buktinya,mereka tidak dapat
    bersaksi dengan benar...beda banget dgn
    kesaksian yg Tuhan asli nyatakan bagi
    umatnya.
    Teruslah bersaksi bagi Tuhan Yesus....
    satu lagi kesaksian dari pengikut Yesus
    saya berikan;
    http://www.embassy-elia.blogspot.com/2012_01_01_archive.html

    ReplyDelete
  3. Silahkan mampir ke edkin-lun.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  4. paling ni cerita di rekayasa doang,, sy gk percaya!! agama kristen itu membingungkan masak ada tuhan tiga dalam satu, trs tuhannyya mati, klo tuhan mati trs siaa yang ngurs ciptaanya, beda sama islam yang rasional semua ajran islam bisa dibuktikan secara ilmiah, karenanya banyak cendekiawan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan masuk islam, bahkan pendeta yang benar2 mempelajri kristen banyak yang masuk islam, klo orang islam masuk kristen itu hanya orang2 yang tidak memahami agama islam secara kaffah dan kebanyakan mereka masuk kristen karena motif ekonomi. saya yakin islam itu agama yang paling benAR Semakin anda menjatuhkan islam, semakin islam berkembang menjadi agama yang paling pesat pertmbuhannya dan itu adalah FAKTA!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. TUHAN YESUS Jamahilah hatinya, jadikan dia pengikutMu kasihi dia ya Tuhanku Yesus.. dengarkanlah doaku in ya Tuhan.. amen

      Delete
  5. ...banyak orang bingung oleh catatan anak cucu abraham ini... seolah bangsa lain tidak penting. huh!!!!!!

    ReplyDelete
  6. masing menuruti nafsu, cinta dunia, bertemu dengan Tuhan?

    ReplyDelete